I'm Sorry...

Via S Kim
Chapter #16

Takut ataukah Senang?

Bulan purnama bersinar sempurna. Tidak ada awan yang menghalangi eksistensinya malam ini. Kecipak air kolam terkadang terdengar, memecah kesunyian malam. Aku tidak mengerti bahasa para ikan, tapi aku yakin beberapa dari mereka pasti ada yang sedang membahas tentang sang rembulan yang sedang bersinar terang malam ini.

Kafetaria tidak terlalu ramai, juga tidak bisa dibilang sepi. Aku mengamati sekitar. Beberapa ada yang berbincang-bincang, ada juga yang duduk sendirian sepertiku. Kutempel-tempelkan tanganku pada sisi gelas, mencari kehangatan. Aku tidak memesan makanan apapun, hanya ada minuman hangat di depanku saat ini. Aku langsung ke sini setelah makan malam, perutku masih penuh.

“Boleh duduk di sini kan?”

Aku menoleh, Keandra tersenyum manis sambil membawa gelas minuman yang masih mengepulkan uap panas.

Tidak perlu sampai aku menjawab pertanyaanya, ia sudah duduk di hadapanku.

“Sendirian?” aku menengok untuk mencari-cari siapa yang datang bersama Keandra.

“Seharusnya aku yang bertanya. Kau sendirian?”

Aku tertawa kecil. “Tidak butuh jawaban kan?”

“Lea belum pulang dari misi?” ia menyesap minumannya dengan hati-hati.

“Mungkin fajar nanti ia sampai. Viola tadi bilang padaku jika Lea sudah megirimkan sinyal bahwa ia akan melakukan perjalanan pulang.”

“Apa Viola memberi informasi begitu saja padamu?”

“Tidak juga. Aku yang datang padanya dan bertanya. Aku sering sekali bertanya tentang misi yang ditugaskan pada Lea. Seperti sudah menjadi kebiasaan. Jika aku sedang pergi misi dan Lea yang tinggal, ia juga sering bertanya pada Viola mengenaiku.”

“Kalian saling merindukan satu sama lain.”

Aku tertawa. Kata ‘saling merindukan’ terdengar menggelikan di telingaku.

“Kenapa kau tertawa?”

“Apa kau dan Narama tidak seperti itu?”

Membayangkan kata ‘saling merindukan’ pada hubungan pertemanan Narama dan Keandra justru semakin membuatku geli. Aku menahan tawaku.

“Aku yang sering mencarinya. Jika kau dan Narama pergi untuk misi, aku juga mencari-cari informasi kapan kalian akan kembali. Tapi tim pengarah tidak seterbuka itu padaku. Katanya karena aku bukan healer aktif, jadi mereka tidak mau memberikan informasi apapun.”

Memang seperti itulah aturannya. Sama dengan sebaliknya. Healer aktif tidak bisa mengetahui informasi mengenai misi para healer daratan dengan mudah. Kami hanya mengetahuinya dari informasi yang sudah beredar dari mulut kemulut. Yang sebagian besar hanya terkaan.

“Tapi kau selalu menunggu di depan ruang laporan.”

“Karena aku mendengar kabar kalian kembali. Langsung ada yang membicarakannya saat kalian melewati gerbang utama. Dan aku langsung pergi ke ruang laporan karena aku tahu semua healer dan conqueror harus pergi ke sana setelah kembali dari misi.” Keandra mencondongkan tubuhnya, mendekat padaku. “Kau tahu jika kau dan Narama banyak diperbincangkan?” Ia memelankan suaranya.

Aku menggelang, tidak tahu.

“Banyak yang bilang kalian akan menjadi pasangan legendaris selanjutnya. Rumor itu bahkan sudah menyebar saat pertama kali nama kalian diumumkan menjadi pasangan. Padahal saat itu kalian belum berangkat untuk misi.”

“Bagaimana mungkin.” Aku menyesap minumanku yang mulai dingin.

“Selalu ada ramalan bukan?”

Memang benar. Beberapa dari kami ada yang memiliki kemampuan khusus membaca aura. Mereka bahkan bisa melihat seberapa besar kekuatan kami hanya dengan sekali lihat.

Jujur saja aku baru mendengar ini pertama kali dari Keandra. Selama ini aku jarang sekali mendengarkan rumor-rumor yang beredar mengenai diriku. Jika bukan Lea yang memberi tahu, aku tidak akan tahu. Tapi Lea juga tidak pernah membahas mengenai ini.

Hening. Aku memikirkan apakah mungkin aku dan Narama akan menjadi pasangan legendaris. Aku tidak tahu seberapa besar kekuatanku sendiri.

“Narama di mana?” aku bertanya tanpa berpikir. Memecah sunyi di antara kami.

“Bersama Winter. Entah kemana.”

“Apa Winter masih butuh banyak panduan? Kenapa hanya Winter yang selalu bersama Narama?”

Keandra tersenyum. “Kau cemburu ya?”

Lihat selengkapnya