Sore hari ketika aku bangun, Narama sudah tidak ada di rumah. Entah ia pergi kemana. Aku juga tidak tahu harus mencarinya dimana. Jadi kuputuskan untuk duduk-duduk di ruang utama sambil menunggunya. Aku yakin ia tidak akan lama.
Dan aku mulai memikirkan tentang misi ini. Aku tahu seharusnya aku tidak bersikeras untuk menolaknya. Ini adalah misi penyelamatan. Ada salah satu makhluk bangsa kami yang tertangkap oleh manusia. Seharusnya memang kami berusaha untuk menyelamatkannya, bukannya malah egois dengan keselamatan diri sendiri. Tapi aku begitu takut dengan manusia. Lebih tepatnya aku tidak percaya dengan kekuatanku sendiri. Aku tidak yakin bisa menyelesaikan misi ini.
Tapi jika posisinya dibalik, jika aku yang sekarang tertangkap oleh manusia, apakah aku akan mengharapkan datangnya bantuan? Tentu saja. Aku pasti akan sangat berharap ada yang menolongku. Jadi mengapa aku tidak mau melakukan misi ini? Sophie - nama healer yang tertangkap manusia itu, jika ia memang masih hidup pasti ia sedang ketakutan dan putus asa.
“Sudah bangun?” Narama masuk dan menyapaku dengan senyum khasnya. Tapi senyuman itu tidak bisa menyembunyikan wajah lelahnya.
Aku hanya mengangguk. “Kau dari mana?”
“Pergi ke perumahan sebelah.”
Mungkin yang ia maksud adalah gerumbul bunga lain yang masih ada di Padang hijau ini.
Aku mengangkat sebelah alisku. Narama segera menyadarinya, kemudian ia mulai menjelaskan. “Aku bertanya pada yang lain bagaimana kejadiannya sampai Sophie bisa tertangkap. Ternyata katanya memang Jason, nama manusia yang menangkap Shopie itu sudah mengincar bangsa kami sejak beberapa bulan yang lalu. Danau itu ada di perbatasan dan memang di luar dinding sihir. Para healer sering mendapat misi di sana. Karena para penghuni danau itu sebagian adalah makhluk yang berasal dari negeri kita, Jadi para healer sering kali mendapat misi berkala untuk mengunjungi danau itu. Aku juga tahu Keandra pernah beberapa kali mendapat misi tersebut. Dan Jason ini adalah pemburu. Dia sering pergi ke danau untuk beristirahat saat berburu. Mungkin ia melihat jejak-jejak sihir di sana, dan memutuskan untuk mengintai. Sophie tidak sendirian saat tertangkap. Ada healer lain bersamanya, namun ia berhasil kabur. Sementara Sophie tertangkap.”
“Siapa yang bersama Sophie saat itu?”
“Summer. Dia adalah kembaran Winter.”
Tunggu. Winter memiliki kembaran? Luar biasa.
“Summer dan Winter tercipta di waktu yang sama. Wajah mereka sama persis. Hanya saja warna sayap mereka berbeda. Summer memiliki sayap jingga.”
Aku mengangguk-angguk. Kemudian aku terkejut karena Narama tiba-tiba menyelipkan anak rambutku yang terurai ke belakang telingaku. Aku tersentak namun membiarkannya. Berusaha bersikap biasa saja, walau detak jantungku sudah tidak baik-baik saja.
“Jadi apakah menurutmu kita harus mengambil misi ini?” tanyaku. Aku juga sedang bertanya pada diri sendiri.
“Aku akan mengikuti apapun keputusanmu.”
Aku menatap Narama. Membaca apapun yang tergambar di wajahnya.
“Jika aku tidak ingin mengambil misi ini, kau akan tetap mengikuti keputusanku? Walau itu terkesan sangat egois sekalipun?”
Narama mengangguk mantap. “Aku tahu semua keputusanmu pasti kau sudah menimbangnya dengan matang.”
Aku menatap dalam pada mata coklat Narama. Bagaimana bisa ia sangat percaya padaku. Ia bahkan belum lama mengenalku.