“Halo makhluk kecil.”
Aku tahu kalimat sapaan Jason barusan adalah ejekan. Aku mengerti apa yang Jason ucapkan karena aku sedikit mempelajari bahasa manusia dari Lea dulu. Pernah kukatakan jika Lea ingin tinggal di perbatasan bukan? Ia ingin mengintip dunia para manusia hingga ia mempelajari bahasanya. Dan ia sering mempraktikkannya di depanku.
Aku terbang lebih tinggi. Menuju titik di luar jangkauan Jason.
“Kau tidak akan bisa keluar dari rumah ini. Aku sudah menutup semua celah.” Ia mendongak menatapku sambil tersenyum.
Ia mulai mengobrak-abrik barang di ruangan itu, mencari sesuatu. Karena fokusnya berubah, aku mencari cara untuk bersembunyi darinya. Aku terbang cepat menuju ruangan berikutnya di rumah itu. Sepertinya adalah ruang tamu. Aku salah. Seharunya aku menuju arah sebaliknya. Ada pintu lain di dekat dapur tadi. Ruang tamu ini tidak ada benda yang bisa menyembunyikan tubuhku. Hanya ada kursi kayu panjang yang sudah reot. Juga meja panjang yang sama reotnya. Di sudut dekat pintu keluar ada meja kecil dengan kain penutup yang lusuh. Hanya di situlah aku bisa sembunyi. Tidak ada pilihan.
Dengan cepat kukepakkan sayapku menuju meja kecil dengan kain lusuh itu.
Sedikit lagi. Dan kesiur angin dari belakang menyadarkanku jika Jason sudah ada di belakangku. Dengan jaring penangkap serangga di tangannya. Mengayunkannya ke arahku. Aku menghindar, hanya sepersekian detik saja jaring itu siap menangkapku. Jason terhuyung dan salah satu tangannya menyangga tubuhnya pada meja kecil dengan kain lusuh. Posisiku kini justru menjauh dari meja itu. Aku sudah tidak bisa lagi menggunakan meja itu sebagai tempat bersembunyi.
Sekali lagi Jason mengayunkan tongkat jaringnya. Sangat cepat. Berkali-kali aku menghindar. Terbang sedikit tinggi. Rendah. Tinggi lagi. Hingga sekali lagi Jason terhuyung dan menyangga tubuhnya pada meja kecil itu. Seperti tak kenal lelah, Jason mengayun-ayunkan tongkat jaring itu membabi buta. Dan tangannya tanpa sengaja menarik kain lusuh yang menutupi meja.
Narama ada di sana. Tapi Jason tak sempat melihatnya. Ada kesempatan untuk Narama terbang di belakang kepala Jason. Mengambil titik butanya. Narama sempat memberikan kode padaku jika aku harus segera bersembunyi. Ia akan mengambil alih perhatian Jason.
Saat sekali lagi Jason terhuyung, Narama mengambil alih posisiku. Aku dengan cepat terbang ke ruang sebelumnya. Mencari titik aman untuk bersembunyi, namun masih bisa melihat Narama. Ada ventilasi di pintu yang menghubungkan ruang tamu dan ruang berburu. Aku meringkuk dan bersembunyi di baliknya.
“Kau berubah? Atau ada berapa makhluk bersayap di rumahku sekarang ini?” Jason terkejut karena sekarang Narama yang ada di posisiku tadi. Tapi ia segera memburu Narama. Tidak peduli.
Gerakan menghindar Narama lebih gesit jika dibandingkan denganku. Aku memang bisa terbang lebih cepat dari Narama. Namun jika soal menghindari serangan, tentu Narama lebih hebat. Beberapa kali aku melihat Narama sangat gemas ingin mengeluarkan beberapa sihir untuk menyerang. Tapi ia tahu ia harus tetap menahan diri. Namun memang terus menghindar seperti itu tanpa melakukan apapun sungguh sangat menyebalkan.
Aku ingin keluar dari persembunyianku dan membantu. Tapi jika pada akhirnya kami berdua tertangkap, keadaannya akan menjadi rumit.
Aku yakin Narama bisa mengatasinya. Sebaiknya aku juga segera bergerak. Aku harus sesegera mungkin menemukan Sophie.