I'm Sorry...

Via S Kim
Chapter #24

Benang Merah Darah

“Setidaknya lakukanlah sesuatu.” Aku meneriakkan kalimat itu dengan lantang. Hanya dalam kepalaku. Karena tidak mungkin aku membuat Jason mendengarnya.

Tangan besar Jason sudah sangat dekat dengan sayap Narama, membuatku gemas ingin terbang mendekat dan melakukan sesuatu. Namun di detik terakhir, Narama mengeluarkan teknik spesial miliknya, yaitu api. Ini adalah kali pertama aku tahu jika Narama adalah pengendali api.

Narama membakar tirai usang yang menutup jendela di ruangan itu. Perhatian Jason sempat teralihkan, dan itu memberi Narama cukup waktu untuk mengeluarkan teknik lain. Ia menggosokkan kedua tangannya dan dari sana keluarlah seperti asap tipis yang perlahan mendekati kepala Jason, kemudian asap tipis itu masuk melewati lubang telinga Jason. Sepertinya teknik yang dikeluarkan Narama harus dilakukan jika sang target sedang tidak menyadarinya. Itulah sebabnya Narama harus membuat pengalihan perhatian lebih dulu.

Aku awalnya tidak tahu apa teknik yang digunakan Narama untuk menyerang Jason. Tapi setelah asap tersebut masuk ke lubang telinganya, Jason menjadi sedikit sempoyongan kemudian tanpa sadar melepaskan Narama. Beberapa detik ketika Jason memejamkan matanya, Narama segera mencari persembunyian yang paling dekat dengannya saat itu. Ia juga menyuruhku untuk segera bersembunyi. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi, hanya menuruti apa yang diperintahkan Narama.

Tempatku bersembunyi berseberangan dengan Narama. Narama masih sangat dekat dengan Jason. Namun tempatnya cukup tinggi untuk bisa diraih. Dan saat itu akhirnya aku menyaksikan Jason mendadak menjadi linglung. Ia kebingungan dengan tirainya yang mendadak terbakar. Ia lari ke arah dapur untuk mengambil seember air. Jeda waktu ketika Jason pergi mengambil air tersebut Narama gunakan untuk terbang cepat kearahku. Ia langsung menggenggam tanganku. Nafasnya tidak teratur.

Jason kembali dan menyiramkan air pada tirai yang terbakar. Rumah kayunya mungkin akan ikut terbakar jika ia tidak segera memadamkannya. Ia kembali berlari ke arah dapur karena air seember belum cukup untuk memadamkan api. Dan jeda waktu itu sekarang kami gunakan untuk pergi dari ruangan tersebut. Kami masuk ke perapian, dan terbang ke atas. Beberapa sisa debu di perapian tersebut menempel pada pakaian dan wajah kami. Aku tahu penampilan kami sudah sangat lusuh saat ini. Dan kami juga sudah sangat lelah.

Tapi saat akhirnya kami keluar dari lubang perapian di atap, aku teringat sesuatu. “Sayap milik Sophie. Kita tidak boleh meninggalkannya. Jason akan menyalahgunakan khasiat sayap tersebut.”

“Aku sudah membakarnya.” Ada kilat kesedihan di mata Narama. “Sayap itu Jason simpan di kotak kayu kecil tanpa tutup di dekat jendela. Aku menggunakan sayap itu untuk menyulut api. Sehingga apinya akan sedikit sulit dipadamkan, namun tidak akan merembet kemanapun. Aku memperhitungkan agar api yang kubuat tidak akan membuat rumah Jason terbakar. Lagi pula kita tidak akan bisa membawa sayap itu kembali bukan?”

Aku menunduk. Ya, kita tidak boleh menyentuh sayap milik saudara kami yang telah mati. Jika sayap tersebut sudah terlepas dari tubuh Sophie, kami anggap jika sayap tersebut bukanlah bagian dari kehidupan. Konon katanya jika kami menyentuh sayap bangsa kami yang telah mati, sayap tersebut akan menyedot energi kehidupan kami. Jadi kami tidak bisa membawa sayap Sophie kembali. Dan tentunya tidak bisa meninggalkan sayap tersebut begitu saja. Energi sayap milik kami begitu besar. Sayap tersebut bisa untuk membuat ramuan sihir ataupun untuk obat penyembuh penyakit. Dan entah apalagi fungsinya. Namun jika salah digunakan, itu bisa menjadi senjata yang sangat berbahaya. Narama memilih solusi yang tepat dengan membakar sayap tersebut.

“Ayo pergi dari sini.” Narama menggenggam tanganku dan menarikku menjauh dari rumah Jason.

Sama seperti caraku datang, kami kembali dengan cara melompat-lompat dari satu pohon ke pohon lain. Dari satu area ke area lain. Mencari waktu yang tepat dan mencari tempat yang tepat, agar terhindar dari jarak pandang manusia yang sedang berlalu lalang. Untungnya daerah rumah Jason adalah di dekat pinggiran hutan, tidak banyak manusia lain yang tinggal di daerah itu. Memudahkan kami untuk bergerak.

“Sebenarnya apa yang kau lakukan pada Jason tadi?” aku penasaran. Kami dilarang untuk menyakiti manusia. Jika yang dilakukan Narama tadi adalah bentuk penyerangan dan membuat Jason terluka, Narama akan mendapat sangsi juga akan mendapat karma alam.

“Aku menghapus ingatannya. Hanya sebagian ingatan saja. Kuharap perhitunganku tepat.”

“Apakah itu bukan termasuk bentuk penyerangan?”

“Entahlah. Aku fikir tidak. Semoga saja.”

Aku mencengkeram tangan Narama. Jika yang dilakukan Narama adalah bentuk penyerangan. Maka karma alamnya adalah, Narama juga akan terhapus sebagian ingatannya.

Lihat selengkapnya