Aku dan Narama segera kembali ke Fairy realm setelah urusan kami selesai. Sophie akan dipindahkan ke Padang rumput - tempat yang dipimpin Root – setelah keadaannya pulih total. Narama masih kesal denganku masalah potongan sayap Sophie yang sekarang kumiliki. Ia hampir tak bicara apapun sepanjang perjalanan pulang. Walau tangan kami saling bergandengan. Aku juga tak ingin memulai pembicaraan.
Setelah sampai di Fairy realm dan memberikan laporan, Narama mendapat ultimatum mengenai hukuman yang akan ia dapat. Sebenarnya aku juga mendapat hukuman yang sama dengan Narama karena aku tidak mencegah Narama membakar tirai rumah Jason. Namun Narama bersikeras jika aku tidak terlibat mengenai hal itu. Sehingga akhirnya aku dibebaskan dari hukuman. Mengenai potongan sayap Sophie dan rune darah itu, kami tidak menyertakannya dalam laporan. Karena Elio sudah mengatakan pada kami jika hal itu adalah masalah internal Padang hijau.
Dan mengenai menghapus ingatan, tetua Fairy realm juga tidak mendapat jawaban apakah hal tersebut termasuk penyerangan atau bukan. Salah satu tetua mengatakan hal tersebut harus dibahas dengan Ratu Renata. Memang saat ini Fairy realm tidak memberikan hukuman bagi Narama perihal hal tersebut. Namun para tetua merasa perlu merundingkannya dan memberikan laporan langsung kepada sang Ratu karena ini akan berpengaruh pada apa yang akan terjadi kepada Narama. Tidak ada yang tahu kapan hukum alam akan memberikan hukumannya kepada Narama. Dan para tetua Fairy realm merasa perlu memberikan peringatan jika memang apa yang telah Narama lakukan ternyata memang sebuah kesalahan, hal yang terlarang.
Namun untuk saat ini, hukuman yang akan diberikan pada Narama mengenai kesalahan karena membakar tirai rumah Jason masih ditangguhkan. Beberapa hari lagi kami harus pergi untuk misi. Dan misi ini cukup berbahaya serta penuh resiko. Entah apa ini lebih beresiko dibanding misi penyelamatan Sophie kemarin atau tidak. Tapi ini termasuk misi sulit. Kami juga akan melakukan pelatihan sebelum berangkat.
Ada ketukan tidak sabar di pintu ruang tinggalku, aku tahu itu Lea.
Wajahnya langsung muncul di balik pintu ketika aku membukanya. “Mau pesta camilan?” ia tersenyum ceria sambil membawa makanan manis warna-warni di pelukannya.
“Tentu.”
Lea masuk dan meletakkan makanan yang ia bawa pada meja makan kecil. Lalu menarik meja tersebut sedikit ke tengah ruangan. Mengambil beberapa kursi dan meletakkanya melingkar. Ada tiga kursi.
“Aku mengundang Keandra.”
Bagus, Lea bersikap semaunya. Tanpa berunding denganku. Aku hanya bisa pasrah.
“Kenapa hanya Keandra?” aku menyiapkan minuman untuk kami bertiga.
“Kau mau aku juga mengundang Narama? Sayangnya ia sedang bersama Winter. Aku hampir mengajaknya kemari. Tapi sepertinya kau tidak menyukai si hijau itu. Walau sebenarnya tidak ada yang salah dengan Winter. Tapi karena kau tidak menyukainya, aku tidak jadi mengajak mereka.”
Keandra datang saat Lea masih mengoceh. Ia hanya berdiri di ambang pintu, menungguku mempersilahkannya masuk. Pintunya memang kubiarkan terbuka setelah Lea datang.
Aku memberi kode pada Keandra untuk segera masuk.
“Kau tidak menyukai Winter?” Keandra langsung bertanya setelah dia melangkah masuk, dan duduk di salah satu kursi.
“Aku tidak pernah mengatakan seperti itu.” aku menaruh minuman di depan Keandra dan Lea. Kemudian pergi mengambil milikku.
“Tapi aku sangat tahu jika kau tidak menyukainya.” Lea mengatakannya dengan santai. Tidak merasa berdosa sama sekali.
Yah walaupun aku tidak menyukai Winter dan Lea tahu, tidak seharusnya dia mengatakannya sejelas itu di depan Keandra. Tapi mau bagaimana lagi, memang begitulah Lea.
“Kau cemburu?”
Aku hampir menyangkal pertanyaan dari Keandra itu. tapi saat ini ‘cemburu’ memang penggambaran paling sempurna. Aku tidak bisa menyangkalnya lagi.