I'm Sorry...

Via S Kim
Chapter #31

Hutan Malam

“Boleh aku memohon satu hal?”

“Kau terlalu banyak meminta.” Kalimatnya benar-benar tidak ramah sekarang.

Aku sendiri tidak tahu apa yang Narama inginkan. Aku penasaran.

“Jika kami akan kembali ke tempat tinggal kami, kami harus melewati tempat ini lagi. Bolehkan aku meminta agar jika kami lewat, ujian itu tidak lagi diberikan? Kami janji hanya sekedar lewat tanpa mampir, dan kami janji tidak akan mengganggu kalian.”

Benar, aku lupa tentang hal itu. Kami harus melewati rute yang sama untuk pulang nanti.

“Kalahkan ular hijau di hutan malam. Ia akan memberikan kalung sayap tak tersentuh pada kalian. Itu akan menjadi kunci untuk melewati taman ini tanpa ujian. Tapi ingat, jangan pernah membunuh.” Ia segera berbalik dan terbang pergi. Tidak memberikan kami kesempatan untuk bicara lagi.

Ia hilang bersama capungnya entah kemana. Seperti menembus lapisan sihir tipis di udara. Aku tidak tahu, ada berapa jenis sihir yang ada di tempat ini. begitu rumit.

###

 

Kami makan sebentar di bawah salah satu tanaman bunga, tanpa mendapat gangguan. Awalnya aku masih sedikit was-was mengenai tanaman-tanaman yang ada di taman itu. Namun setelah duduk dan membuka perbekalan, akhirnya aku bisa sedikit tenang. Tanaman-tanaman ini ternyata tidak hidup. Maksudku mereka hidup tapi tidak....... ah sudahlah, aku tidak bisa menjelaskan.

Kami harus berhemat dengan perbekalan kami. Setelah keluar dari sini, kami akan melewati hutan malam. Di sana kami tidak akan bisa mencari makanan. Kami harus menyisihkan makanan untuk nanti.

Aku dan Narama masing-masing makan sepotong makanan yang lebih kecil dari sebelumnya.

“Makanlah.” Narama memotong setengah dari jatah makannya dan menyodorkannya padaku.

Aku menggeleng karena aku memiliki jatah makan sendiri.

“Kau perlu memulihkan energimu. Kita tidak bisa istirahat dan harus melanjutkan perjalanan setelah ini.” Narama memaksaku menerimanya. Ia meraih tanganku dan menaruh makanan tersebut di tangan kiriku. Karena tangan kananku sedang memegang jatah makan milikku sendiri yang baru kumakan seperempatnya.

“Kau juga perlu memulihkan energimu kan? Makanlah sendiri.” Aku ingin mengembalikannya.

Tapi Narama justru menyelesaikan suapan terkhirnya dan mengambil minum tanpa mempedulikanku.

“Aku tidak mengeluarkan energi sebanyak dirimu.” Ia merapikan perbekalan tanpa menatapku.

Aku ingin membantah namun kuurungkan. Aku tahu conqueror memiliki stamina yang baik, namun bukan berarti ia tak memiliki rasa lelah. Narama tadi juga sudah mengeluarkan banyak energi.

Akhirnya kumakan juga setengah makanan yang Narama berikan padaku, untuk menghargai niat baiknya.

Lihat selengkapnya