I'm a Writter, Not an Actress

meoteaas
Chapter #2

2. Sunday

Sunday biasanya dijadikan waktu strategis untuk family time. Lisa tak terlalu peduli lagi akan hal seperti itu. Baginya, berkesempatan kumpul keluarga dengan anggota lengkap satu bulan sekali saja sudah syukur. Untung saja masih bisa kumpul jiwa dan raga.

Well, jadwal tetap berlaku di hari minggu. Bukan jadwal manggung, untuk mengatur diri saja. Seperti biasa di minggu pagi sebelum-sebelumnya, Lisa telah siap dengan sneakers, trening, dan hoodie serba hitam.

Tidak tanggung-tanggung mempersiapkan sekolah kedinasannya, Lisa sudah rutin berjogging di sebuah gedung olahraga yang berjarak kurang lebih 10 menit lari santai dari rumah.

Menyumpalkan earphone pada kedua telinga, Lisa mulai berjalan sesekali mengalunkan musik yang didengar. Sendiri? Tentu saja. Sudah dibilang, kelompok itu menyulitkan. Kalau mengajak teman habis waktu menunggu mereka berias.

"Kak Lisa, wait me!" teriak seorang gadis yang tak lain adalah saudara perempuannya.

Lisa menengok, "Heum? Kau mau menguntit?"

"Ah, tidak. Aku hanya ingin jogging saja, sepertimu. Lagian aku tidak ada kelas yoga pagi ini."

Lisa mendengus. Adiknya ini benar benar. "Kau nampak seperti selebritis kalau tidak sadar."

"Kenapa? Bukankah renang, yoga, menari, menyanyi, bermusik, berdandan, ber-", kata-kata Cassy terputus.

"Matahari terbenam baru selesai kau mengabsen," Lisa segera berlalu disusul Cassy.

Lalice Kwon -yang lebih sering diundang dengan Lisa- sudah melekat dengan sifat jutek. Ya sebagian bisa dianggap seperti itu dan sebagian lagi bisa dianggap sebagai sifat manusiawi.

Cassy sebagai gadis yang lemah lembut seringkali merasa Kakaknya itu terlalu kasar. Tidak jarang Cassy mengajak Lisa menjamah ‘girls’ world, tapi ditolak Lisa dengan alasan malas. Katanya, 'I know, Cassy. You're look so beauty with your treatment. But, I feel beauty more with myself. Thanks for your attention.'

Mengesalkan. Iya Cassy tau Lisa sudah begitu cantik tanpa polesan tepung pagi maupun terigu malam. Tapi yang dimaksud Cassy itu yeah sedikit sentuhan style dan sikap 'how to be a princess'.

Karena, oh tolonglah. Lisa itu sangat tomboi. Lihat penampilannya ini!

"Kak, ambillah sweater di lemari pakaianku yang penuh keceriaan. Lihatlah dirimu! Hitam dan suram," ujar Cassy.

Lisa sudah kebal akan bujukan Cassy. Baginya itu seperti angin lalu. Lisa akan memakai baju berwarna di saat tertentu saja, tergantung moodnya.

"Wae? Hitam menawan. Kau saja! Buanglah baju-baju pinkmu aku risih melihatnya. Seperti babi."

Cassy pastilah tak terima, "Apa? Yak! Pink itu lucu. Di mana mana yang menjadi warna kesukaan para wanita itu pink. Kau ini tidak normal, ya?"

"Ya. Terserahmu saja. Mulutmu sekelas mesin blender, berisik."

"Aku mendengarmu, Kak!"

Lihat selengkapnya