Ting!
Han rese been
Lis?
Ya? Ada apa mengirimi pesan? Apa mau mengerjai lagi dengan berkata akan mengunjungi rumah dan disambut oleh bogeman Kai seperti kemarin?
Hm.
Sedang melakukan apa?
Membaca mantra.
Aku takkan berpaling darimu.
Bahkan tanpa santetmu.
Aku akan mematikan hp.
Yak! Bercanda.
Cepat.
Entahlah.
Aku merasa you in bad situation.
Peramal? Sejak kapan?
15 menit lagi buka pintu rumahmu.
For what?
Dasar tidak peka.
Aku akan berkunjung.
Wow kau begitu nekat kim sialan han rese ben. Meski tidak ada Kai saat ini, tapi oh ayolah Cassy akan pulang kurang dari 1 jam lagi. Dia akan mengadu yang tidak-tidak pada Eomma nanti. Kyaaa! Bagaimana ini Lisa sangat panik.
Ting! Tong!
Astagaaa apakah si pengrusuh itu benar-benar datang? Untuk apasih, "SUDAH KUPERINGATKAN KAU UNT—", perkataan Lisa terjeda, "DADDY?! KENAPA TIDAK MEMBERITAHUKU AAA~ LISA SANGAT MERINDUKANMU!"
Bukan Hanben yang datang melainkan Appa. Oh ya, terkadang Lisa mengatakan Eomma-Appa dan terkadang menyebutnya Mom-Dad, karena latar belakang Eommanya yang masih keturunan Inggris mendidik mereka bergaya dua bahasa. Sedikit.
Lisa sangat merasa surprise atas kepulangan Appa. Selalu saja seperti itu. Mungkin jiwa anak gadis.
"Ahaha. Kau masih cengeng juga, Lis? Daddy pergi saja kalau begitu," ledeknya kepada Lisa.
Sembari menghentak-hentakkan kaki, Lisa menarik tas kerja Appa dan melebarkan pintu, mempersilakannya masuk. Kepulangan Appa di saat seperti ini mengalihkan perhatiannya dari bisikkan para setan berwujud manusia.
"Kenapa, hm? Putri Appa terlihat murung."