I'm a Writter, Not an Actress

meoteaas
Chapter #8

8. Kunjungan wisata

Seusai berjogging seperti yang biasa dilakukannya minggu pagi, air yang Lisa tebak tak sampai 20°C suhunya mengguyur kulitnya. Kalau sudah sedingin ini dia tidak berani berlama-lama di bawah shower. Memang tidak boleh lama. Karena Lisa harus segera bersiap.

Bergegas membilas, Lisa memakai setelan celana doreng dan kaos putih dilapisi jaket hitam yang telah disiapkan. Tidak lupa topi rimba yang sekiranya dibutuhkan kalau-kalau matahari terik. Meskipun destinasi yang dituju adalah lembah, tak memungkiri pancaran si bola kuning merayap. Toh Lisa juga tak tau pasti ke mana mereka akan hinggap nantinya.

Membopong tas warna hitam favorit, Lisa segera menuruni anak tangga menghampiri meja makan yang melambai ingin dibelai menguarkan aroma sedap memabukkan.

"Mau ke mana pagi bener?" tanya Mino dengan muka pelernya. Wah, tumben sudah melek. Biasanya jam segini masih bergelung di kasur melunasi jam tidur yang tersita oleh konser abal-abalnya.

"Ada tugas kunjungan wisata yang tentu saja dengan berat hati kulakukan," sahut Lisa datar. Tidak ada semangat yang tersisa untuk hal semacam ini setelah habis tersita semalam oleh Appanya. Dan keluarganya, baiklah.

Mino menyesap kopinya yang tinggal setengah sebelum melontarkan pertanyaan klise, "Oh, benarkah? Bukan mau berpacaran?"

Sontak Lisa menghabiskan segelas susunya dengan cepat untuk meredakan batuknya akibat tersedak, "Maaf aku tidak mempunyai waktu untuk hal unfaedah semacam itu."

Mino mengangkat satu alisnya tak percaya dengan jawaban itu. Dia jadi makin mantap mengasumsikan jika adiknya yang satu itu bukan lagi pendiam tapi juga kelewat serius. Pantas saja tak punya banyak teman. Lisa tak lagi menyahut. Daripada tenaga terbuang untuk meluapkan emosi, lebih baik langsung ke rumah Ros saja.

"Lama sekali sih, Lis. Mana tidak bisa dihubungi," cerocos Bobbi menyambut kedatangan Lisa. Nampaknya terlihat begitu kesal.

"Kumpul jam 9 kan? Kurasa aku masih tepat waktu, kok."

"Harusnya setengah jam lalu kau sudah di sini. Yasudah ayo langsung jalan saja," jelas Ros membuat Lisa bingung. Bukannya mereka bilang jam sembilan, ya? Lisa tidak mungkin keliru soal waktu dia sangat disiplin.

Ternyata June tidak bisa menemani Ros kali ini, ada urusan OSIS. Anak sibuk. Sempat membuat sedikit perdebatan lagi. Memutuskan membawa kendaraan masing-masing atau berboncengan saja. Akhirnya final Ros dibonceng oleh Hanben yang telah diamanati oleh June untuk membawa Ros pulang dengan selamat. Lisa bersama Bobbi dengan motor bebeknya. Bobbi ini muka bad boy naiknya motor matic? Ah buat apa dipikirkan sih.

"Lisa kau denganku saja, ya?" Hanben merengek minta bertukar pasangan. Timpukan tas Ros pada kepala Hanben menjadi bentuk protes sekaligus ketidaksetujuannya. Jadi, Hanben hanya memanyunkan bibirnya dan melajukan moge merah mengkilatnya, membuntuti Bobbi yang memimpin jalan.

"Duh pegal sekali. Pijit dong, Lis!" eluh Bobbi. Perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam itu tentunya melelahkan. Terlebih lagi jalan menanjak dengan beban lebih. Tapi seharusnya dia tidak sampai mengeluh seperti itu dong. Jantan betulan atau kw kw-an.

"Lemah sekali, Bob. Mana ada yang mau denganmu?" ejek Lisa. Appanya yang sudah berumur saja masih bugar dipadati job menyetir ke sana ke mari. Ini Bobbi masih muda sudah terkapar.

"Jangan salah sangka, Nona. Pacar Bobbi bak bidadari aku saja terperangah," timpal Hanben.

"Oh, ya? Eh, aku sudah tau pacarnya Bobbi, iya. Jisooya, kan?" Ros dengan sok tahunya menimbrung. Gadis itu lalu mengambil hpnya dan menunjukkan foto seorang gadis yang Nampak asing. Cantik.

"Jangan diembat juga, Bin. Susah ini," Bobbi memelas.

"Nggak ya. Yang ada Jisoo yang terpesona kharismaku," imajinasi Hanben meledakkan tawa para gadis. Kecuali Bobbi yang baru saja melemparnya dengan sepasang sandalnya.

Menghentikkan topik menyimpang tadi, mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 5 menit barulah sampai di sebuah taman yang ah~

Tak menyesal Lisa ke sini.

"Bin, Bin. Fotokan aku dengan Lisa!" jiwa narsis Ros langsung muncul mendapati rupa alam yang sempurna untuk berfoto ria, "Lisa tanggalkan dulu jaketmu!"

Lihat selengkapnya