I'm a Writter, Not an Actress

meoteaas
Chapter #16

16. Dukungan atau Dorongan?

Dukungan atau dorongan?

Kita kupas saja dulu mengenai pandangan Lisa akan kedua kata berawalan d tersebut.

Dukungan.

Menurut Lisa dukungan adalah suatu sikap di mana seseorang menyatakan setuju terhadap hal yang akan dilakukan orang lain. Dengan begitu dia menambah kepercayaan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan bukan berdasar perintah orang lain. Membuat orang lain lebih bersemangat melakukan apa yang mereka inginkan.

Dorongan.

Kata ini masih ambigu menurut Lisa. Karena maknanya bisa ganda. Ada dorongan yang mensupport, ada juga dorongan yang lebih pada memaksa, sehingga mempengaruhi orang lain meski dengan 'terpaksa' untuk melakukannya.

Bagi Lisa apa yang dilakukan Appa-nya saat ini, dapat termasuk ke dalam salah satu conoh artian dari 'dorongan', yang bersifat memaksa.

"Lisa, kemarilah Appa ingin bicara denganmu."

Segera Lisa membilas piring yang sedang dicucinya tadi. Mino, Kai, dan Cassy sudah lebih dulu kembali ke kamarnya. Melewatkan waktu berharga bersama keluarga. Yasudah, masih ada esok. Esok entah di bulan yang ke berapa. Mungkin saat ini mereka masih lelah. "Ada apa, Dad?" Tanya Lisa santai tak membaca keseriusan pada ekspresi Appa.

"Bagaimana jika bimbel sekolah kedinasanmu itu dinaikkan grade-nya?" tawar Appa.

Lisa sungguh tidak mengerti dengan setiap jalan pikiran Appa, "Maksud Appa?"

"Begini, Appa ingin jaminan kau masuk ke sekolah itu. Alangkah baiknya kita menambah kelas bimbingan belajarmu itu ke yang lebih baik kualitasnya."

Bahkan kemarin Appa masih menyemangati Lisa untuk melakukan pilihannya. Lisa masih belum mengeri. "Tapi itu terlihat tidak perlu, Appa."

"Kenapa? Kau sudah berusaha keras selama ini bukan?"

Tentu. Tidak kurang dari satu tahun lagi Lisa akan berhadapan dengan tes seleksi masuk ke sekolah itu. Lisa rasa satu tahunnya kemarin cukup panjang untuk mempersiapkan sekolah jenjang selanjutnya satu haun lagi. "Aku rasa cukup seperti ini saja. Lagi pula biayanya sangat mahal, Lisa belajar sendiri saja."

Appa masih belum menyerah dengan penolakan Lisa. Dia juga sama belum mengerti, "Tidak masalah dengan biaya. Yang terpenting kau, Lice. Tidak mudah untuk mengeyam ilmu di sana."

Haruskah?

"Tiga juta untuk satu bulan itu terlalu besar, Appa. Masih ada Cassy. Belum lagi Bang Mino dan Kak Kai yang masih membutuhkan lebih banyak dariku."

"Tak mengapa jika hanya tiga juta itu kau bisa dipastikan lolos."

"Tidak ada yang menjamin kelulusan," Lisa menjawab pernyataan Appa cepat. Tentang itu, Appanya sudah begitu paham. Alasan apa lagi?

Lihat selengkapnya