I'm a Writter, Not an Actress

meoteaas
Chapter #23

23. Lili

"Astagaa.... tuan dan nona Kwon belum ada satu pun yang beranjak dari gulungan selimut?! Ish." Eomma mendesis menatap ruang private Lisa yang kini sudah tidak privasi lagi keadaannya. Sampah snack, stop kontak, proyektor, gitar, bantal, selimut, bahkan pakain porak poranda di seluruh ruang kamarku.

Bisa kalian tebak apa yang semalam meledak?

Hehe, tidak-tidak. Ini semua akal-akalan si trio curut. Dengan dalih merayakan hari jadi Lisa, mereka memaksanya mendonorkan kamar sebagai bioskop dadakan.

Sungguh Lisa tidak betulan rela. Ya mau bagaimana lagi. Kai langsung mengangkut proyektornya kemari, Mino membawa gitarnya, dan Cassy yang menggelar tikar piknik. Huft.

"Ayo bangun! Dalam 10 detik tidak ada yang bangun maka jatah liburan kali ini dibatalkan!"

Seperti mantra sihir, ketiganya terjaga dari mimpi. Kecuali Lisa tentunya. "Lalice.."

Lisa tak mengindahkan pangilan eomma. Toh ancamannya hanya tipuan belaka. Mana mungkin Appa tega melepas masa liburannya tanpa bertravelling dengan empat squishynya.

"Mau menemui Hanben sendiri atau Hanben yang menemuimu ke kasur hm?"

"Hm?" Sontak indra pendengar Lisa menajam mendengar kata 'Hanben'

"Yaampun Kwon Lalice di waktu sepagi ini bahkan Hanben telah menjemputmu dan kau malah masih sibuk memejamkan mata?!"

Hanben ke sini? Lisa memaksa diri mengumpulkan nyawa. Memeriksa kamar super ungunya yang telah kosong dari ketiga saudaranya, "Hanben siapa, Eomma?"

"Kim Hanben. Sudahlah kau cepatlah turun dia sudah menunggu di teras. Eomma harus ke kantor dulu. Nanti Eomma katakan kau sedang mandi."

Dengan tergesa Lisa melakukan ritual pagi secepat kilat.

***

"Lisa masuklah lagi ke kamar mandimu!"

Terdengar teriakkan Ros kembali, "Tutup matamu Kim mesum!"

Ya ampunnn. Kenapa mereka masuk ke kamar?! Mau ditaruh di mana muka kembaran Ariana Grande itu? Lisa hanya mengenakan handuk yang panjangnya tak sampai selutut. Dasar para human tak beradab! Untung saja Ros sigap membawakan sepotong pakaian untuknya.

"Wow. Tadi itu pertunjukkan yang sangat mengagumkan, Lis," ujar June.

"Ish."

"Ow ow, slow down, Miss. Kim." Lisa hanya mendengus kesal menimpakan beban tubuhnya di punggung sang vocalis kesayangan Ros ini.

"Kyaaa Lisa turunlah aku yang pacarnya saja tidak pernah merasakan digendong seperti itu," geram Ros menarik Lisa.

"Aduh... tulang punggungku retak Oci ditunggangi gorila," adu June pada Ros yang langsung diperiksa setiap incinya oleh Ros menampakkan cerminan atletis tubuh June. Haduh pagi-pagi sudah disuguhi drama anak SMA.

"Harusnya saat ini kita sedang dalam perjalanan. Gara-gara kau June malah bucin tak tau tempat," kata Hanben akhirnya.

Bertemu pandang dengan Hanben membuat Lisa semakin memerah. Mengingat kilas bagaimana jika Hanben juga melihat kejadian tadi. Ah malu sekali! Semuanya karena Junedi! Dan Rose juga!

"Mm... sudahlah lupakan. Aku ingin mengajakmu sarapan apa kau akan memakai pakaian seperti itu atau mau berganti dulu?" tanya Hanbin padaku.

Aku merunduk menatap kaos dan celanaku. Yah, sepertinya tidak terlalu buruk untuk sekadar sarapan di luar, "Hanya perlu menambahkan jaket saja."

Lihat selengkapnya