I SCREAM

Ai idaina
Chapter #2

Rumah

Rea, seorang perempuan berambut ikal panjang, bertubuh kecil, kurus, dan sakit-sakitan, baru saja mendapatkan musibah dengan dikeluarkan dari tempatnya bekerja. Kini ia harus rela meninggalkan pekerjaannya dan pulang ke rumah orang tuanya. Berharap di sana nantinya, ia bisa memulai lagi hidupnya dan membuka lembaran baru.

***

Sejauh mata memandang, pepohonan rindang dan perbukitan terhampar luas

 di sepanjang perjalanan pulang Rea menuju ke kampung

halamannya. Setelah mengalami kejadian 

pahit di tempatnya bekerja, Rea masih membayangkan 

bagaimana nasibnya kedepannya nanti setelah ia

kehilangan pekerjaan itu.

“Hah... Andai saja waktu itu aku lebih berusaha untuk meyakinkan Bu bos agar aku masih diperbolehkan bekerja disana, aku tidak akan sebingung ini untuk mencari pekerjaan yang lainnya.”

“Belum lagi, uang tabunganku juga sudah mulai menipis.” Gerutunya dalam hati.

Di sepanjang perjalanan menaiki bus ke desanya sore

Itu, Rea hanya terdiam, dan tenggelam dalam lamunannya.

 Setelah 7 jam perjalanan, akhirnya ia sudah sampai 

di halte bus. Dari sana, ia masih harus berjalan sejauh dua kilometer

untuk menuju ke kampungnya. Jalanan terjal dan berbatu, yang di sekelilingnya terhampar hutan yang gelap dan lebat daunnya. Di sepanjang jalan ia tak berhenti mengomel,

“Yaampun! Menyebalkan sekali! Sudah lama aku tidak berjalan sejauh ini!”

“Apa memang jalannya seburuk ini ya?”.

“Terakhir kali kesini, halamannya tidak seterjal ini...”

Tak berselang lama, rumahnya pun mulai terlihat dari kejauhan. Sesampainya didepan pintu, ia mengetuk dan mengucapkan salam, 

“Kulanuwun...”. Pintu pun terbuka, ibu tersenyum dari balik pintu dan menyambut Rea dengan hangat,”Anakku,kau sudah sampai... Ayo nak masuk, ibu sudah menyiapkan masakan kesukaanmu

di dalam”. Hari itu pun lelahnya terbayar sudah ketika sampai di rumah. Tanpa terasa, air matanya menetes, tak terbendung lagi, seolah tak bisa membendung beban yang ditanggungnya lebih dari ini.

Rea memulai lembaran barunya di rumah, sambil memikirkan apa

yang akan ia lakukan kedepannya nanti.

Lihat selengkapnya