Malam bagiku adalah waktu ternyaman diantara waktu yang lain. Ketika malam tiba, aku bebas bermimpi berharap esok aku bisa mewujudkannya. Pikirku malam adalah waktu yang sangat baik, memperbolehkan manusia beristirahat dari sibuknya dunia. Meski aku tahu tak sedikit kejahatan yang terjadi ketika malam.
Tapi malam bagiku adalah sebuah candu. Melekat dalam setiap bagian, menuntunku untuk selalu menikmatinya. Rasa dingin dan sepi membuatku tenang seolah tak ada setumpuk masalah yang menunggu untuk diselesaikan.
Kata Arin, aku mengidap gangguan psikologis karena terlalu fanatik dengan malam hari. Nyctophilia, gangguan dimana seseorang yang mencintai kegelapan atau malam hari dan merasa nyaman dengan kegelapan itu.
Jika boleh aku bercerita, rasa nyaman itu hadir baru-baru ini. Semenjak kepulangan papa setelah lima tahun menghilang bak ditelan bumi. Meski awalnya aku senang atas kehadiran papa tapi tak menutup kemungkinan bahwa aku menolak untuk menerima kenyataan yang terjadi. Karena rasa bahagia itu hilang bersamaan dengan datangnya sebuah kebencian yang baru.
Setiap pulang sekolah aku mendengar semuanya, aku juga menyaksikannya. Namun aku memilih untuk menutup mata dan telingaku rapat-rapat. Kamu boleh megatakan, aku adalah anak yang durhaka. Bertingkah bodoh amat ketika orang tuanya bertengkar.
Tapi aku bisa apa, aku tidak ingin berpihak pada papa ataupun mama. Aku tidak ingin ikut campur urusan orang dewasa. Dan malam menjadi pelipur laraku. Kamu boleh bilang aku aneh, tapi inilah yang terjadi. Keheningan malam selalu bisa menenangkan hatiku.