I See You when I Can't See You

Icha Trezna
Chapter #5

Kehampaan yang Nyata

“Sudah siap berangkat, Den?” Bimo menyambut tuan mudanya yang baru saja masuk ke dalam mobil. Hari itu mereka akan menuju ke pabrik milik sang bos besar.

 

“Oke,” jawab Devano singkat.

 

“Mbak Kara bener nggak usah diajak dulu kan ya, Den?”

 

“Iya. Nanti malah bikin repot lagi dia! Suruh aja dia bantuin Imah dulu beres-beres rumah!”

 

“Sudah, Den. Tadi saya sudah titip pesen ke Bi Imah.” Bimo mulai menyalakan mesin mobil. “Kita jalan ya, Den!”

 

Alphard putih pun melaju meninggalkan rumah megah yang ada di kawasan Permata Hijau itu.

 

“Pak Bimo, soal orang baru itu, saya nggak mau tahu ya. Ini sudah mau sebulan. Kalau dia kelihatan nggak bisa kerja, mending di-cut aja! Pak Bimo pikirin lagi deh baiknya gimana supaya dia bisa tanggung jawab dengan bener.”

 

“Baik, Den. Nanti saya pikirkan.”

 

Devano menyandarkan kepalanya di kursi mobilnya yang nyaman lalu menutup mata berusaha untuk tidur selagi di perjalanan. Sebenarnya kalau bisa memilih, ia enggan untuk datang hari ini. Kedatangannya hanya untuk mendengarkan laporan membosankan yang ia pun tidak begitu pahami. Tapi mau bagaimana lagi. Dirinya harus tetap datang menunjukkan eksistensinya walaupun hanya sebagai ‘maskot’ perusahaannya. Devano tidak bisa cuek pada peninggalan satu-satunya dari sang ayah, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan ringan. Perusahaan yang dibangun dari kerja keras ayahnya dari nol dan sekarang dijalankan oleh sang paman, adik dari ayahnya. 

 

“Kita sudah sampai, Den,” ucap Bimo membangunkan majikannya tersebut. Mereka sudah sampai di salah satu pabrik di kawasan Tangerang. Bangunan dengan luas kurang lebih 30.000 meter persegi itu didominasi warna putih terletak di hook jalan utama. Plang nama stainless merk “HOYA FOOD” berwarna biru terpampang di atap depannya. Beberapa pohon Kiara Tanjung tampak membuat teduh halaman di sekelilingnya.

 

Bimo memandu Devano masuk ke lobby dan menuju ruang meeting. Seperti biasa di sepanjang perjalanan terdengar sapa dan salam dari pegawai-pegawai yang ditemuinya. Siapa yang tidak tahu bahwa sang komisaris muda selalu datang di setiap awal bulan untuk evaluasi perusahaan dengan para jajaran direksi dan managemennya. 

Lihat selengkapnya