Seorang cowok sedang berdiri di bawah pohon di depan sebuah sekolah, seperti sedang menunggu seseorang. Kulitnya putih, seputih salju. Bibirnya pun merah merekah. Tatapannya kosong menatap lurus ke depan, memperhatikan seorang cewek yang mengenakan seragam SMA sedang berjalan ke arahnya.
"Udah lama nunggunya?" tanya Aneta. Dimas hanya menggelengkan kepala. "Ya udah, yuk kita pulang!" ajaknya.
Dimas dan Aneta adalah sepasang kekasih. Mereka sudah berpacaran hampir tiga tahun sejak Aneta masuk di sekolah sebagai murid tahun pertama. Sedangkan Dimas adalah kakak kelasnya di tahun ke tiga, sekarang Dimas pun sudah lulus dan sedang melanjutkan ke bangku perkuliahan.
Beberapa bulan belakangan, Dimas selalu menyempatkan untuk menjemput Aneta pulang. Padahal rumah Aneta tidak terlalu jauh dari sekolah. Mereka pun pulang dengan berjalan kaki.
"Gimana yank, rencana yang kita buat tahun kemarin untuk tahun ini?"
"Ya kita lakukan semua, terserah kamu mau mulai dari mana."
Aneta mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya yang berisikan rencana mereka untuk tahun ini yang harus terpenuhi.
1. Makan di restoran korea.
2. Candle light dinner merayakan anniversary yang ke tiga.
3. Liburan ke korea setelah lulus.
"Hm... lumayan banyak juga ya, lebih banyak dari tahun kemarin."
"Iya dong, setiap tahunnya kan harus lebih special yank" Dimas hanya tersenyum kecil. "Ngomong-ngomong, kamu emang nggak ada kelas yank jemput aku setiap hari?"
"Ada."
"Terus kenapa harus jemput aku kalau kamu ada kelas? Aku bisa pulang sendiri kok."
"Aku takut kamu kenapa-kenapa" jawabnya singkat.
"So sweet banget sih." ucap Aneta sambil berusaha merangkul Dimas yang tubuhnya lebih tinggi. "Kamu mau mampir dulu?" tanyanya setelah sampai di depan rumah.
"Nggak usah, salam aja buat semua."
"Ya udah kamu hati-hati ya!" ucapnya sambil melambaikan tangan saat melihat Dimas melangkah pergi.
Aneta masuk ke dalam rumah, lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka lemari untuk mencari baju ganti. Tiba-tiba saja ia menghentikan kegiatannya, karena perasaannya yang tiba-tiba saja tidak enak. Ia melirikkan matanya, sedikit terlihat sesosok tubuh mengenakan baju putih di belakangnya. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia memberanikan diri untuk membalikan badannya.
"Hah..." desahnya sedikit terkejut saat melihat seorang cewek di belakangnya. "Lo ngapain sih Mi, diem aja di belakang gue? Bukannya ngomong kek. Bikin kaget aja!" ucapnya kesal.
"Hehe... kaget ya? Maaf deh!" ucapnya sambil tertawa dan tersenyum lebar.
Mimi adalah sesosok hantu penunggu rumah Aneta. Wajahnya pucat, rambut panjang terurai, dan mengenakan pakaian terusan berwarna putih. Aneta pun memiliki kemampuan untuk melihat mahluk yang kasat mata.
"Lagian kenapa lo takut? Kan cuma gue yang ada di rumah ini, nggak akan ada hantu yang berani masuk-masuk ke sini." ucapnya dengan angkuh.