"Mi, kayaknya cewek yang gue ceritain kemarin bukan manusia deh." ucap Aneta sambil berbaring di atas kasur ditemani Mimi di sampingnya.
"Serius lo?" tanyanya sedikit terkejut.
"Iya, kemarin dia merhatiin gue di depan kelas. Pas gue samperin, dia ilang."
"Hantu dong kalau gitu. Ya udah besok gue coba main ke sana."
"Tapi itu cewek kan munculnya tiba-tiba. Kalau lo ngikutin gue, nanti dia nggak muncul."
"Tenang aja, gue ke sana juga nggak deket-deket sama lo. Gue akan pantau lo dari jauh."
"Baik banget sih kamu." ucapnya sambil tersenyum ke arah Mimi. "Oh iya, gue boleh tanya nggak?"
"Tanya apa?"
"Maaf tapi jangan tersinggung ya!" Mimi hanya mengangguk. "Lo kenapa bisa meninggal?"
"Dibunuh" jawabnya singkat.
"Dibunuh? Sama siapa?" tanya Aneta penasaran.
"Sebenernya gue itu pembantu rumah tangga di rumah ini, saat majikan gue pergi semua, malam hari ada maling masuk ke rumah."
"Terus?"
"Ya terus gue dibunuh sama itu maling."
"Terus lo nggak bales dendam gitu?"
"Buat apa Net, nanti mereka juga akan dapat balasannya."
"Terus kenapa lo masih gentayangan?"
"Sebelum majikan gue pergi, gue berjanji untuk jagain rumah mereka ini. Jadi sampai sekarang gue nggak bisa kemana-mana. Mungkin sampai rumah ini nggak ada penghuninya dan hancur baru gue bisa pergi dengan damai."
"Hm... tragis juga ya. Maaf ya Mi kalau gue tanya masalah pribadi!"
"Nggak apa-apa kok."