Aneta terdiam di dalam kelas, dengan tangan menopang dagunya, ia tenggelam dalam lamunannya. Berfikir keras berusaha mengingat siapa sosok hantu wanita yang terus saja mengejarnya.
"Aneta!" panggil Sofi di sampingnya.
"Eh iya, kenapa Fi?" ucapnya terkejut.
"Lo kenapa ngelamun aja dari tadi?" tanya Sofi heran.
Aneta menarik nafas panjang. "Begini Fi, lo inget saat gue ngeliat lo di ikutin Kakek lo."
Sofi menganggukan kepala. "Saat itu lo bilang ada cewek yang merhatiin lo kan?"
"Iya, kemarin waktu gue ngejerit di kelas sampai jatuh dari bangku, itu karena ada dia di samping gue. Dia mau mencekik gue gitu Fi. Kayaknya dia dendam banget sama gue."
"Lo kenal sama hantu itu? Sampai-sampai dia mau mencekik lo."
"Gue juga bingung, wajahnya kayak nggak asing buat gue. Kayak pernah liat."
"Ciri-cirinya kayak gimana?" tanyanya penasaran.
"Agak susah ya di deskripsiin, yang pasti itu cewek pakai seragam sekolah kita."
Sofi terdiam sejenak sembari berfikir. Tiba-tiba Sofi menarik tangan Aneta untuk keluar dari kelas.
"Kita mau kemana sih Fi?" tanyanya bingung.
"Udah lo ikut aja!"
Sofi mengajaknya ke perpustakaan. Dimana perpustakaan sekolahnya salah satu tempat yang sepi karena kurangnya minat membaca para murid.
"Lo ngapain ngajak gue ke sini?"
Sofi tidak menghiraukan pertanyaannya, ia sibuk mencari-cari sesuatu di dalam buku yang terjajar di raknya.
"Nah ini dia!" ucap Sofi saat melihat sebuah buku.
Ia mengambil lalu membuka buku itu. Aneta memperhatikan dengan seksama dan ia sadari buku itu adalah buku tahunan angkatan dua tahun yang lalu, yang berarti itu adalah angkatan Dimas.
"Ini bukan orangnya?" tanya Sofi sambil menunjuk sebuah foto di dalam buku tahunan itu.
Aneta mendekatkan wajahnya untuk melihat dengan jelas. Ia terdiam, dengan perlahan menjauhkan wajahnya dari buku itu dengan mata terbelalak karena terkejut.