"Keenan, belajar!"
"Keenan, berhenti main musik!"
"Keenan, stop lihat hal yang tidak berguna!"
Keenan ini, Keenan itu. Harus ya terus-terusan mereka yang atur? tidak bolehkah melakukan hobby yang diinginkan? Salah nya dimana? Tolong beritahu! Jangan hanya diam membisu!
Seperti itulah garis besar bagaimana pikiran Keenan selama ini. Hidup nya yang harus serba perfect membuat jiwa ingin bebas Keenan meronta-ronta. Selama ini keluarganya selalu mengatur cowok blasteran itu. Keenan awalnya memaklumi mereka, toh Keenan sadar diri, semenjak kedua orang tuanya meninggal, kakek nya lah yang mengurus Keenan. Namun semakin lama, tak hanya sang kakek yang mengatur hidupnya. Dan rasa muak terus menggerogoti hati dan pikiranya.
Dikekang oleh seluruh sanak saudara agar selalu menjadi juara bukan lah hal yang aneh lagi bagi Keenan. Membuat sang kakek tersenyum bangga setiap dirinya membawa berbagai medali dan piala sudah menjadi kebiasaan Keenan. Namun satu yang Keenan tak suka. Mereka melarang Keenan bermain musik, mendengarkan musik, apalagi mendengarkan lagu-lagu K-pop.
Keenan selalu dibuat bingung, salahkah dia menyukai musik? Jika salah, salahnya dimana? Keenan butuh penjelasan.
***
Ha-how you like that
You gon' like that that that that that that that that that
Lagu milik BlackPink yang merupakan salah satu girlband korea, terputar di handphone milik Keenan. Hari ini sekolah sedang libur, dan Keenan lebih memilih bersantai di kamar sambil mendengarkan musik yang ada di playlist nya.
Drrttt... Drrttt...
Dering ponsel milik Keenan membuat lagu yang terputar langsung terhenti membuat cowok itu sedikit kesal.
"Hallo? Apaan sih anjir?! Ganggu tau gak?!" sewot Keenan mengangkat panggilan.
"Lagi PMS lu hah? Ngamuk mulu. Cepet sini ke tempat biasa. Gue sama Satya tunggu." seru Alan yang menelpon dan menganggu quality time Keenan dengan hobby nya.
Keenan berdecak kesal. Ada saja yang menganggunya! Untung Alan ini sahabatnya, jika tidak sudah Keenan damprat dia dari hidupnya.
"Gue OTW." ucap Keenan lalu memutuskan sambungan telepon nya.
"Punya temen gak ada pengertian banget sih!" gerutu cowok itu.
Keenan segera bersiap lalu segera meluncur ke tongkrongan biasa. Biasanya Keenan, Satya dan Alan selalu berkumpul di warung dekat sekolah. Berhubung warung itu sudah lama tutup, terpaksa ketiganya harus pindah lokasi tongkrongan ke Cafe yang tak jauh dari sekolah.
Sepuluh menit berlalu, akhirnya Keenan sampai ditujuan menggunakan motor peninggalan Papa nya dulu. Cowok itu langsung menghampiri kedua temannya dengan wajah tertekuk.
"Muka lo asem bener Nan, kek baju yang gak di cuci sebulan." ucap Alan sambil memperhatikan wajah Keenan.