Berita berikutnya datang dari Yogyakarta.
Aksi demo mahasiswa yang menuntut reformasi dan turunnya Presiden Soeharto di Jalan Gejayan, Yogyakarta, berakhir dengan bentrokan. Aksi demonstrasi yang sedianya berjalan damai itu, berubah ricuh saat ratusan aparat mencoba membubarkan paksa pengunjuk rasa dengan penyemprot air dan tembakan gas air mata.
Seorang mahasiswa dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut, dan ratusan lainnya luka-luka. Korban tewas akibat mengalami pendarahan di kepala, diduga karena hantaman benda tumpul.
Untuk mengetahui kondisi terkini, kami mencoba terhubung dengan kontributor kami di Yogyakara. Halo rekan Wahyu?
…
Rekan Wahyu?
…
Apa Anda dapat mendengar suara saya?
…
Rekan Wahyu?
…
Baik, tampaknya masih ada gangguan komunikasi, kami akan mencoba untuk menghubungi kembali. Namun setelah jeda pariwara berikut. Jadi tetaplah bersama kami.
“Ini kenapa demonya pada rusuh gini ya, Ko?” Sapto bicara saat tayangan televisi itu berpindah ke siaran iklan.
Tjandra menggeleng. “Enggak tahu. Mintanya, jangan sampe ke mana-mana, deh,” katanya sambil mengikat tali sepatu Soe.
“Dari tanggal empat kemarin rusuh terus, demonya.”
“Yah, gimana enggak rusuh, bahan pokok naik, BBM naik, ya rakyat kecekik, lah. Itu juga ngapain aparat cari perkara pake bubarin yang demo pakai gas air mata, kan cari penyakit.”