Aku layaknya hujan, yang jatuh ke bumi tanpa bertanya ia mau terima atau tidak. Kamu, layaknya tanah yang tahu sapa berita namun tetap bisu dan tak mau tahu.
🌓
Rachel sudah merasa baikan sekarang. Tentu tidak lupa karena jasa Braga yang turut serta. Benar apa yang dikatakan oleh Braga tadi, berpikiran seperti itu adalah hal yang benar-benar bodoh dan konyol.
Braga masih disini, entah sampai kapan ia menemani Rachel, padahal jika infusnya sudah habis, Rachel juga akan segera kembali ke kelas.
"Braga, makasih banget. Sorry, udah repotin lo," ucap Rachel.
"Jantung gue udah mau copot pas lo peluk gue dan setelahnya lo pingsan."
Ahhh, soal itu.
"Soal itu, juga, sorry." Kata Rachel.
Pintu terdengar dibuka, langkah kaki pun dapat didengar oleh Braga dan Rachel. Siapa?
"Mungkin Bu Ayla," putus Braga dan diangguki Rachel.
"Ya Tuhan Rachel!" Pekik Merta. Suaranya begitu melengking seperti biasanya.
"Lo tahu, sekhawatir apa gue ketika liat lo digendong sama Braga? Rasanya jantung gue dag dig dug kaya pas lihat doi."
Rachel hanya tersenyum melihat tingkah temannya itu. "Gue gak papa Merta,"
"Hel, lo kok gak bilang kalo lo pingsan sih?" Ujar Shira kali ini.
"Ra, orang pingsan mana bisa ngomong," Jawab Bunga.
"Ada tahu Bung. Tetangga gue aja pingsan masih bisa ngomong,"
"Yaudah gue mau lihat, nanti lo tunjukin," jawab Braga dan disusul dengan kekehan dari lainnya.
Braga melihat ponselnya lalu kembali memasukan ke saku celananya, "Hel, lo gak papa gue tinggal?" ucapnya.
"Eh Braga, dikira kita debu kali ye. Ya, gak papa lah, Rachel biar kita yang jaga lagian pak Irfan juga gak masuk kelas. Sono lo, kalo mau berduaan sama adek kelas." Merta memang yang paling blak-blakan diantara semuanya. Sikapnya yang kadang pecicilan menjadi hiburan tersendiri bagi Rachel dan yang lainnya.
"Gue gak papa kok Ga, sekali lagi sorry dan makasih ya." Ucap Rachel lagi.
Braga pun mengangguk lalu pergi.
Cairan infusan Rachel sudah sedikit berkurang sekarang. Dan ia sudah merasa sangat baik. Dilihat Bu Ayla sudah ada ditempatnya, dan Rachel pun meminta ijin untuk dilepaskan saja infusan yang membuat tangannya semakin ngilu. Dia juga bosan diam disini.
"Kalo ada apa-apa, kamu langsung bilang ke ibu ya Rachel."