I Want You, Uncle

Error 404
Chapter #5

Fourth Step #4

Ada yang gak beres sama mereka berdua. Itulah hal yang pertama kali dipikirkan oleh Ami saat melihat Ian dan Indri yang berjalan sendiri-sendiri. Biasanya kalau mereka berdua bertemu didepan gerbang, Ian akan menyapa lebih dulu. Sedangkan Indri tersenyum sepanjang pagi dan menyapa semua orang yang mungkin dikenalnya. Benar-benar ada yang gak beres.

Sesampainya dikelas tanpa meletekkan tas terlebih dahulu Ami langsung bertanya sama Indri. “Lo lagi berantem sama Ian?”

“Gak kok. Kemarin aja gue ditraktir ramen sama boba.”

“Mungkin ada kata-kata lo yang nyinggung si Ian?” Ami masih saja kuekueh bertanya.

“Mi, seember-ember mulut gue, gue masih punya rem. Gue tau mana yang boleh gue bilang dan gak. Lo kenapa sih? Masih pagi udah main interogasi aja.” Indri menatap Ami tajam

“Gak ada apa-apa.” Ami menghindari tatapan Indri, sebelum dia lebih curiga.

***

Bel istirahat telah berbunyi. Dengan gelisah Ami ingin segera meninggalkan kelas untuk bertanya kepada pelaku yang lain.

“Ndri, gue ada urusan dulu ya. Lo mau kekantin kan? Kalo gitu gue nitip pangsit mas No, ya. Nanti gue nyusul. Bye.” Ami bergegas kekelas Ian sebelum dia keluar kelas.

“Ian, ada yang nyariin.” Kata salah seorang teman sekelas Ian.

“Siapa?” Ian menghampiri orang yang mencarinya. “Tumben lo nyari gue? Ada urusan apa?”

“Bicaranya jangan disini, cari tempat lain aja.” Ami menarik tangan Ian menyuruhnya mengikuti Ami.

Ini adalah minggu tersial dan terlelah bagi Ian. Sejak hari minggu kemarin dia selalu ditarik kemana-mana sama wanita kenalannya. Gak Indri, gak Ami, bahkan Alicia, adik Ian, dan mom. Mereka selalu menarik tangan Ian kemanapun mereka mau tanpa memikirkan bagaimana perasaan si korban.

Ami menarik Ian menuju bangku dibelakang perpustakaan. Mereka bertiga mengklaim bahwa tempat itu tempat bersembunyian mereka yang gak tersembunyi banget. Di tempat itu terdapat bangku yang didekatnya ada pohon jambu dengan daun yang rindang. Tempat yang sangat bagus dengan angin sepoi-sepoi serta tidak ada orang yang datang kesana. Bukannya tidak ada yang mau datang, hanya saja waktu istirahat siang semua siswa dan siswi lebih tertarik pergi kekantin atau berdiam diri dikelas dari pada pergi ke perpustakaan apalagi ke belakang gedung perpustakaan.

Lihat selengkapnya