“Seperti yang diumumkan sama bapak kepala sekolah waktu apel pagi tadi, kalian hanya akan sekolah sampai jam 10 karena ada rapat tahunan guru se-Kota. Walaupun begitu jangan keluyuran setelah pulang sekolah. Langsung pulang dan belajar. Kalian ini sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan ada ujian, ingat tugas kalian sebagai pelajar. Sekian dulu penjelasan dari bapak, kalian boleh pulang.”
Bapak Herman wali kelas IA 3, kelasnya Indri. setelah mendegar pengumuman itu, seperti biasa, kelas langsung ribut dengan banyaknya rencana yang akan dilakukan setelah pulang sekolah. Tidak luput juga tokoh utama kita.
“Habis ini mau ke mall makan es krim gak?” Indri merapikan isi tasnya sambil mengajak Ami yang sudah siap sedari tadi.
“Lo bawa baju ganti kan. Males banget kalo pulang dulu buat ganti baju.”
“Bawa, tenang aja. Gue udah siapin semuanya.”
Mereka berdua keluar kelas, melewati lorong yang hampir sunyi sambil mengobrol ringan tentang apa yang akan mereka lakukan nanti.
***
Di bandara, lebih tepatnya di pintu kepulangan internasional, seorang lelaki dengan menenteng koper biru besar keluar dengan senyuman yang tak tertahankan. Merasakan kerinduan yang sudah tidak bisa dibendung setelah sekian lama pergi jauh dari kampung halaman. Teringat bagaimana wajah-wajah dari keluarga kecilnya yang dirindukan dan beberapa teman yang telah lama tidak bersua. Dan yang paling dinantikan adalah sang pujaan hati yang sedari tadi menunggu dengan sabar dengan perasaan yang berbunga-bunga.
Si wanita yang menantikan si pria sedari tadi tidak dapat membendung air matanya sesaat setelah kedua mata mereka bersua tatap. Kerinduan yang terpendam sudah tak dapat terbendung lagi. Mengacuhkan semua tatapan orang, si wanita langsung berlalu menuju si pria, memeluknya erat berharap tidak melepaskan.
“Aku pulang.” Si pria berbisik di telinga kiri wanita yang berada dipelukannya. Kata-kata yang selama ini ingin diucapkannya sedari dulu. Kata-kata sakral bagi kamu yang berada jauh dari rumah.
“Selamat datang.” Si wanita melepaskan pelukannya. Air matanya masih menetes karna perasaan bahagia yang tak terbendung. Menatap wajah sang pujaan hati dengan senyuman terbaik yang dimilikinya. Menatap lelaki didepannya dengan penuh kerinduan. Dengan penuh ketelitian si wanita memperhatikan tiap senti dari wajah si pria. Dengan tertawa yang tertahan si wanita berkata “kamu makin jelek.”
Si pria hanya tertawa mendengar kata-kata wanitanya. Lalu mereka berdua masuk kedalam taksi, yang semakin jauh semakin mengecil, lalu hilang dari pandangan.
***
Di dalam mall yang belum terlalu ramai, karena baru buka. Ami dan Indri berkeliling dengan masing-masing memegang es krim di tangan kanan mereka.
“Ndri, ke sini dulu yuk. Siapa tau ada barang baru.” Ami menunjuk sebuah toko aksesoris dengan aksen merah muda, menekankan bahwa toko ini dikhususkan bagi wanita. Sambil menarik tangan Indri yang tanpa perlawanan. Dengan asyiknya Ami menelusuri etalase demi etalas di setiap sudut toko itu. Mencoba berbagai macam aksesoris lucu, setelah puas, mereka pergi tanpa membeli apapun.
“Lo gak jadi beli?” Walaupun Indri sering menemani Ami belanja, tapi tetap saja kebiasaan Ami yang satu ini tidak pernah dimengertinya.
“Nanti aja lah. Kan gue masih mau liat-liat dulu. Kalau kepikiran gue balik lagi buat beli.” Jawab Ami santai sambil menarik Indri kesalah satu toko kosmetik.
***