Indri baru saja terbangun dari tidurnya. Dia tidak mendapati Ami dimanapun. Setelah mencuci muka, Indri turun kebawah untuk sarapan. Di ruang makan, Indri mendapati Ami yang sudah setengah menghabiskan sarapannya, om Ben yang sepertinya lagi bersiap untuk pergi dan mamanya sedang menyiapkan sarapan.
“Ndri, lu tidur lama banget. Gue baru aja selesai cerita-cerita sama on Ben.”
“Iya.” Indri hanya bisa memaksakan senyumnya, tidak tau menjawab apa.
“Selamat pagi Indri. gimana tidurnya?” Om Ben menyapa dengan senyuman seperti biasanya.
Sebelum sempat Indri menjawab, Ami sudah lebih dulu menimpali pertanyaan om Ben. “Nyenyak banget malah om, tadi aja dibangunin gak bangun-bangun.” Yang hanya ditimpali senyuman canggung oleh Indri.
“Ini sarapannya.”
“Teh Putri mana ma?” Indri merasa heran melihat mamanya menyiapkan sarapan.
“Putri lagi ada acara di rumahnya, nikahan abangnya. Paling dua atau tiga hari lagi balik.” Mama Indri ikut duduk untuk sarapan.
Ami yang baru saja menyiapkan sarapannya kembali melanjutkan pertanyaannya ke om Ben. Mama Indri sarapan sambil sibuk dengan tabletnya. Sedangkan Indri mencoba fokus dengan sarapannya dengan sedikit mencuri dengar percakapan om Ben dan Ami.
“Mi, nanti temenin gue pergi jalan ya?” Setelah menyelesaikan semua sarapannya, Indri langsung angkat bicara.
“Sorry Ndri, kayaknya gue gak bisa. Adek-adek gue pulang hari ini dan dirumah masih belum ada orang. Jadi gue deh yang jagain mereka.”
“Oh, ya udah. Kalo gitu biar gue anterin aja lo pulang. Kapan adek lo pulang?”
“Seriusan? Sekarang aja. Gue siap-siap dulu.”
Setelah Ami pergi, suasana kembali diam. Mama Indri sudah sedari tadi pergi karena ada kerjaan mendadak, hanya meninggalkan Indri dan om Ben yang sepertinya lagi menunggu sesuatu. Tidak ingin suasana diam yang canggung terus berlanjut, Indri berinisiatif angkat bicara.
“Bagaimana om kerjaannya?”
“Kerjaan om di Berlin udah siap semua, jadi mulai sekarang om di rumah aja. Sekolah Indri gimana?”
Mereka berdua saring berbincang. Pembicaraan dari yang kecil seperti keseharian sampai hal-hal yang tidak perlu. Dan sampailah pada pertanyaan yang sangat ingin ditanyakan Indri tetapi pertanyaan yang jawabannya sangat tidak ingin didengarkannya.