Hanya tinggal hitungan jam sebelum ulang tahun kak Mentari dimulai. Om Ben sudah meminta izin ke mamanya Indri untuk merayakan ulang tahun kak Mentari di restoran mereka. Hari itu restoran hanya buka sampai sore. Mama Indri yang mendengar rencana om Ben untuk melamar kak Mentari sangat senang, dia bahkan menolong om Ben mempersiapkan segala hal untuk surprise party nanti.
“Ben, kamu siap-siap aja dulu biar mbak yang nyelesain.”
“Ok mbak, aku bakal siap sebelum Indri dan Mentari datang.”
Indri menawarkan diri menjadi penjaga kak Mentari satu hari itu. Dia berusaha menjauhkan kak Mentari dari restoran dan juga om Ben.
***
Pagi itu, kak Mentari menjemput Indri dirumahnya.
“Masuk, masuk. Kamu nunggu lama?” Kak Mentari terlihat senang karena akan menghabiskan waktu seharian dengan Indri.
“Gak juga kak.”
“Indri mau kemana?” Kak Mentari memacu mobilnya menuju jalan raya.
“Terserah kakak aja. Kakak mau kemana?”
“Hmm... banyak tempat yang mau aku kunjungi bareng kamu. Seharian mungin gak cukup.”
“Yang deket aja kak, aku gak bisa lama-lama.” Indri terlihat cemas kalau-kalau rencananya gagal.
“Hahaha... kalo sekarang yang deket aja. Besok-besok kita bisa jalan-jalan yang jauh.”
“Iya, kapan-kapan.” Indri memandang jauh sudah tidak mendengarkan apa kata kak Mentari lagi.
Seharian itu mereka bersenang-senang, lebih tepatnya kak Mentari yang bersenang-senang. Indri dengan sekuat tenaga memaksakan dirinya untuk bersenang-senang. Walaupun dia sudah memantapkan hatinya untuk menyerah, tapi tetap saja perasaan itu masih bersisa. Kak Mentari menarik tangan Indri kesana-kemari yang dituruti Indri tanpa perlawanan. Setelah capek, mereka duduk ditaman kota sambil memakan es krim.
“Seharian ini seru ya. Aku selalu pengen punya adek cewek, jadi ini rasanya punya adek cewek.” Kak Mentari merasa puas.
Indri tidak menggubris perkataan kak Mentari. Kak Mentari menggenggam tangan Indri.
“Kamu masih marah sama aku?”
Indri tersadar karena merasakan genggaman kak Mentari agak menguat.
“Maaf kak. Apa kata kakak tadi?”
“Kamu masih marah sama aku?” Wajahnya murung mengatakan itu.