Tere berlari menghampiri Denis yang baru saja datang memasuki kelas. "Deniss... Happy birthday" ucapnya sambil memeluk sahabatnya yang sedang berulang tahun.
"Makasih ya Re!" ucap Denis lalu melangkah ke bangkunya dan Radit sudah ada di sana.
"Selamat pagi puteri cantik!" sapanya dengan senyumannya.
"Pagi!" Denis pun membalas senyumannya.
Ini kedua kalinya Denis tersenyum kepada Radit, tetapi ini yang pertama kalinya ia tersenyum tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam. Denis pikir mungkin ini awal yang baik untuk mereka berdua sebagai teman.
"Hari ini si Arya udah mulai masuk sekolah ya?" tanya Radit.
"Iya. Tadi gue udah sms dia, kalau udah sampai di sekolah, gue suruh langsung ke sini."
"Ada apa kamu nyuruh dia ke sini?" tanya Radit dengan wajah sedikit kesal.
"Ada yang pengen gue omongin"
Tidak lama kemudian, Arya datang lalu menghampiri mereka. "Ada apa yank pagi-pagi gini aku di suruh kemari? Terus ngapain lo duduk di samping cewek gue? Pindah sana!" ucap Arya sambil mendorong tubuh Radit. Radit langsung bangun dari duduknya, memasang ancang-ancang ingin berkelahi.
"Udah sih yank, aku yang nyuruh Radit duduk di sini kok. Sekarang kita udah damai"
"Hm... Terus ada apa yank kamu nyuruh aku ke sini?"
"Aku cuma mau nyuruh kamu dan Radit baikan!"
"HAHH..." teriak mereka berdua bersamaan.
"Loh, kok kaget? Pokoknya kalian harus baikan!" ucap Denis lalu mengambil tangan Radit dan Arya kemudian berusaha menyatukannya. Tetapi dengan kuat mereka berusaha menahan agar tidak bersentuhan. "AH..." teriak Denis kesal sambil melemparkan kedua tangan mereka. "Kalau kalian nggak baikan, aku marah ya!" ancamnya sambil menunjuk-nunjuk kedua wajah mereka.
"Iya, iya" ucap mereka ketakutan lalu berjabat tangan.
"Nah, gitu dong" hanya beberapa detik mereka langsung menarik tangan masing-masing. "Aku juga punya rencana ngerayain baikannya kalian"
"Mau ngapain lagi sih yank? Aku kan udah baikan. Ngapain pakai acara dirayain segala" ucap Arya.
"Udah nggak usah bawel! Nanti malem kita clubbing di daerah kota" mendengar ucapan Denis, raut wajah arya berubah seperti orang bingung. "Kenapa yank? Ada yang salah?"
"Nggak kok yank" jawabnya dengan kepala menggeleng.
"Bagus kalau gitu, jadi nanti malam kita senang-senang sekalian ngerayain ultah aku"
"Kamu hari ini ultah?" tanya Arya dengan wajah tidak yakin. Denis hanya menganggukan kepala. "Ya ampun, maaf yank! Aku lupa"
"Aku tau kok kamu lupa, bukan kali ini aja, tapi tahun kemarin juga kamu lupa. Jadi ya udah nggak aneh lagi"
"Aku bener-bener minta maaf yank! Aku sibuk banget akhir-akhir ini" ucap Arya sambil menggenggam tangan Denis.
"Cowok macam apa tuh yang lupa sama hari ulang tahun ceweknya sendiri. Pakai acara ngeles segala lagi" ledek Radit sambil membuang muka.
"Maksud lo apa tuh ngomong kayak gitu?" tanya Arya emosi sambil menggebrak meja.
"Udah, udah jangan ribut! Kamu balik gih ke kelas! Dan aku minta nanti malam jangan sampai ada keributan diantara kalian!"
"Iya, iya. Ya udah, aku balik ke kelas dulu" ucap Arya sambil mencium kening Denis, lalu melirik sinis ke arah Radit. Radit memalingkan wajah, ia seperti tidak ingin melihat kejadian itu.
"Sampai ketemu nanti malam" ucap Denis sambil melambaikan tangan ke arah Arya yang beranjak pergi.
Malamnya, Denis, Arya dan Tere menunggu Radit di rumah. Tiba-tiba Pak Ucup datang menghampiri mereka yang sedang mengobrol di ruang tamu.
"Non, ada orang gila dateng. Mau diusir lagi apa gimana?"
"Orang gila?" tanya Tere heran sambil melihat ke arah Denis.
"Itu Radit Pak, suruh masuk aja!"