I Will Always...

Wildan Ravi
Chapter #15

The Choice

"Denis, kita mau kemana?" tanya Mama saat dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.

"Aku mau bawa Mama pulang ke rumah Papa" jawab Denis sambil menyetir.

"Tapi..."

"Eit, nggak ada tapi-tapian. Mama tenang aja, biar aku yang atur"

Sesampainya di rumah, Denis meminta Mamanya menunggu di luar rumah, lalu ia masuk ke dalam untuk menemui Papanya yang sedang membaca di ruang kerjanya.

"Papa!"

"Hm..." jawab Papa sambil terus membaca. 

"Ada yang mau ketemu sama Papa"

"Siapa?"

"Udah pokoknya Papa ikut Denis aja!" paksa Denis sambil menarik tangan Papa, lalu menutupi kedua mata Papa dengan tangannya.

"Kenapa mata Papa ditutupin?" tanyanya bingung.

"Soalnya aku mau kasih kejutan" Saat di luar rumah, Denis mendekatkan Papa dihadapan Mama. "Udah siap Pah?" tanyanya.

"Sudah"

Setelah menghitung mundur dari tiga kesatu, Denis melepaskan tangannya dari mata Papa. Papa langsung membelalakan mata saat melihat Mama ada dihadapannya.

"Ka-kamu!" ucap Papa terbata-bata.

Mama hanya terdiam dengan kepala yang sedikit menunduk. Denis mengerti saat ini Mama sangat grogi, karena mereka sudah lama sekali tidak bertemu.

"Kejutan" teriak Denis memeriahkan suasana yang sunyi.

"Kamu, kenapa bisa ada di sini?" tanya Papa bingung.

"Mulai sekarang Mama akan tinggal bersama kita lagi, dan kalian harus akur satu sama lain. Kalau kalian berdua bertengkar, Denis akan pergi dari sini. Ada yang mau protes?" 

Mama dan Papa menggelengkan kepala. "Tapi Denis..."

"Nggak ada tapi-tapian" ucap Denis memutus omongan Papa. "Nah, sekarang kalian berpelukan dong!" Dengan sedikit malu-malu akhirnya mereka berpelukan. Bahagianya Denis melihat keluarganya utuh kembali, walaupun tanpa adanya Dinna di sini, tapi ia yakin Dinna juga bahagia di sana.

Keesokan harinya, saat Denis baru bangun tidur, Mama sudah terlihat cantik kembali. Mengenakan baju mewahnya, rambutnya sudah tertata rapi dan memakai perhiasan.

"Wah, Mama udah cantik lagi nih!" puji Denis.

"Iya, semalam Papa yang belikan semua ini. Bagus kan?" Denis hanya menganggukan kepala. "Oh iya Denis, ada yang Mama mau bicarakan sama kamu"

"Apa Mah?" tanyanya bingung.

Mama mengajak Denis ke taman belakang rumah, lalu mereka duduk disebuah meja taman dipinggir kolam renang.

"Mama mau tanya, ada hubungan apa kamu dengan Radit?" tanya Mama dengan tatapan mengintimidasi.

"Ya Tuhan, kenapa harus pertanyaan ini yang Mama tanyakan?" bisiknya dalam hati. "Kita Cuma teman aja Mah" jawabnya sedikit gugup.

"Oh, baguslah kalau cuma teman"

"Memang kenapa Mah?"

"Karena Mama tidak suka kamu dekat-dekat dengannya, dan Mama harap kamu jangan pernah berhubungan lagi sama dia" ucap Mama sedikit tegas. Denis terdiam, ia bingung harus menjawab apa. "Denis, jawab Mama!" dengan ragu-ragu Denis menganggukan kepala. "Bagus, Mama harap kamu bisa menepati janji" ucapnya lalu pergi meninggalkan Denis yang sedang termenung seorang diri.

"Perkiraan gue benar, ini adalah sebuah pilihan. Apa yang harus gue perbuat sekarang? Apa gue harus menuruti perintah Mama? Tapi, apa gue bisa untuk melupakan Radit" bisiknya dalam hati.

Lihat selengkapnya