Denis bangun sangat ke siangan, mungkin akibat semalam ia tidur terlalu larut dan hari ini adalah hari minggu jadi ia tidak perlu bangun pagi untuk berangkat ke sekolah. Saat ia membuka pintu kamar, ia langsung dikejutkan oleh dua sosok tubuh mengenakan stelan jas berwarna hitam, berdiri diantara pintu kamarnya.
"Selamat siang Nona!" ucap kedua orang itu serempak.
"Siapa kalian? Ngapain kalian berdiri di depan kamar gue?" tanya dengan ketus.
"Kami berdua sekarang adalah bodyguard Nona Denis"
"Bodyguard gue? Siapa yang bayar kalian?" tanyanya bingung.
"Nyonya Mona"
"Dimana Mama sekarang?"
"Ada dikamarnya" Dengan cepat Denis pergi menuju kamar Mama, diikuti oleh kedua bodyguard itu.
Sesampainya disana, saat Denis ingin membuka pintu, terdengar suara Mama dan Papa sedang berbincang. Dari nada suaranya, sepertinya mereka sedang berdebat. Jadi ia putuskan untuk mengupingnya dari luar kamar di temani kedua bodyguardnya.
"Kenapa kamu terlalu menentang hubungan mereka?" tanya Papa.
"Kamu tau kan dulu aku menentang hubungan Dinna dengan laki-laki itu? Apa yang akhirnya terjadi sekarang? Dinna meninggal ditangannya. Aku hanya tidak ingin kejadian itu terulang untuk kedua kalinya"
"Tapi semua itu kecelakaan, dan bisa terjadi kepada siapa saja Mona"
"Kenapa kamu malah membela laki-laki itu?"
"Karena setelah aku pikir-pikir, sepertinya Denis bahagia dengan laki-laki itu. Lagi pula ini semua sepertinya sudah menjadi takdir yang mempertemukan Denis dengannya"
"Pokoknya aku tidak setuju Denis berhubungan dengan pembunuh itu" bentak Mama.
"Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?"
"Untuk sementara aku sudah menyewa beberapa bodyguard untuk menjaganya dari laki-laki itu, dan aku juga sudah mengambil handphone Denis agar dia tidak bisa menghubunginya lagi" ucap Mama, dan setelah itu tidak terdengar suara mereka lagi.
Denis sedikit lega karena ternyata Papa tidak melarangnya untuk berhubungan dengan Radit, tetapi yang menjadi masalah, sepertinya Papa tidak berani melawan keinginan Mama. Sempat timbul perasaan menyesal karena Denis membawa Mama kembali pulang, karena ia tidak tau kalau ternyata mama segalak dan sekeras itu, tetapi bagaimanapun juga ia adalah Mamanya yang harus ia hormati. Setelah itu Denis kembali ke kamar, seharian penuh ia mengurung diri dan tidak menghubungi Radit sama sekali.
Malamnya saat Denis sudah tertidur, tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar rumah. Ia segera bangun, beranjak ke jendela kamar untuk melihat apa yang terjadi. Denis sangat terkejut saat membuka tirai kamarnya. Diluar, para bodyguardnya sedang memukuli Radit, Mama juga ada di sana, tetapi ia hanya menonton kejadian itu. Dengan cepat Denis berlari keluar rumah untuk menolongnya.
"Stoopp..." teriaknya.
Mendengar suara Denis, para bodyguard tersebut langsung berhenti memukuli Radit. ia berlari ke arah Radit yang sudah tergeletak tak berdaya. Air matanya pun menetes, karena ia tidak sanggup melihat keadaannya seperti itu.
"Kenapa kalian memukulinya? Kalian tidak tau siapa dia?" tanya Denis penuh emosi. Para bodyguard itu hanya menggelengkan kepala. "Dia adalah orang yang sangat special buat gue, jadi gue akan menuntut kalian atas perbuatan kalian ini"
"Mau menuntut kamu bilang?" tanya Mama. Denis menatap sinis kearahnya. "Seharusnya kita yang menuntut maling seperti dia"
"Apa maksud Mama?"
"Memanjat pagar rumah orang diam-diam, apa lagi coba namanya kalau bukan maling"
"Ada apa ini rebut-ribut?" tanya Papa yang tiba-tiba saja muncul.
"Kita baru saja menangkap pembunuh yang sekarang merangkap menjadi maling" jawab Mama.
"Mona, cukup!" ucap Papa sedikit membentak.
"Memang kenyataannya seperti itu kan" Denis hanya menatap sinis ke arah Mama, sambil menghapus air mata di pipinya. "Kalian bawa masuk kembali Denis ke dalam rumah, lalu usir maling ini!" ucap Mama kepada para bodyguard.
"Baik nyonya"
Kemudian para bodyguard itu memaksa Denis masuk ke dalam rumah, ia meronta-ronta untuk melepaskan diri, tetapi tidak berhasil. lalu mereka mengurungnya di dalam kamar. Saat Denis melihat keluar jendela, Radit sudah tidak ada di halaman rumah, entah apa yang mereka lakukan terhadapnya.