Ian's Stories: My True Happines

Muh Fajrin
Chapter #22

KENYATAAN YANG MESTI KUTERIMA

 Sore hari. Tepatnya ketika telah pulang dari kantor.

 Setelah seharian berada di kantor, dengan tidak ada hal yang dapat kulakukan selain bekerja.

 Bekerja, bekerja, bekerja dan terus bekerja.

Bahkan dikala semua orang di kantor pergi untuk beristirahat makan siang, hanya aku saja yang tetap bekerja. Dengan cemilan roti dan teh hijau botol saja yang kugunakan untuk mengganjal perutku dan menjadi santapan makan siangku dikala kerja.

Namun untuk alasannya, bukanlah supaya aku dapat gaji tambahan, mendapatkan promosi ,ataupun supaya aku lebih cepat pulang.

Tetapi itu semua demi menepis perasaan kesal yang kurasakan sebelumnya. Dengan menjadikan pekerjaan dan kesibukan yang kulakukan ini sebagai penghalau pikiranku.

Lalu sekarang, tanpa ada niatku sedariawal untuk melakukannya. Sekarang ini, diriku dapat pulang lebih awal dibandingkan rekan kerjaku yang lain. Dengan alasan, semua pekerjaanku pada hari ini telah selesai lebih duluan.

Mungkin hal ini akan terasa senang bagiku, kalau misalkan situasi ini tidak disertai dengan perasaan sakit hati dan luka yang kurasakan ini.

Misalkan saja sebelum kejadian pagi tadi terjadi.

Mungkin ketika aku pulang kerja lebih cepat dari biasanya seperti sekarang ini. Perasaan senang dan gembira pastinya kurasakan, mengingat waktu yang mungkin akan kuhabiskan dengan Stella lebih lama dari biasanya.

 Berbincang, bercanda, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang aku ataupun dirinya bisa begitu kami nikmati dan senangi.

Tetapi sekarang ini…. Sepertinya hal tersebut seperti sudah sulit untuk terjadi.

 Waktu masih menunjukkan jam tiga sore. Dimana seharusnya jam pulang kantor adalah jam empat.

Keadaan kota yang masih senggang, mengingat belumnya jam pulang kantor.

Hanya terisi dengan anak sekolah yang baru pulang. Toko dan tempat makan yang ada pembeli di dalamnya. Ataupun pula kendaraan yang tak begitu banyak, dengan pengemudinya yang memiliki urusan dan kegiatan mereka masing-masing pada waktu ini.

 Singkatnya, sebuah hal biasa terjadi saat pukul tiga sore ini.

 Dan untukku, yang memerhatikan semua hal ini dikala sedang pulang kerja. Memerhatikan semua ini yang bagiku sendiri biasanya tidaklah begitu penting dan berhubungan denganku.

Mungkin saja karena keadaanku sekarang ini, dengan niatku yang sama seperti waktuku bekerja. Akupun sebenarnya sekarang ini tanpa sadar melakukan hal ini untuk menyibukkan diriku.

Lihat selengkapnya