IBLIS BERTOPENG GURU BESAR

Rizki Ramadhana
Chapter #1

Mimpi Rye

"Selamat datang, Rye. Saya senang Anda memilih program ini," ucap Professor Tossy Toso dengan senyum lebar, tangannya terulur ramah. "Mari kita mulai perjalanan panjang ini."

Rye Akai tersenyum, meskipun hatinya berdebar kencang. Ruang kantor Professor Tossy tampak rapi, dihiasi tumpukan buku dan jurnal ilmiah. Di dindingnya tergantung berbagai sertifikat penghargaan akademis, yang semakin menguatkan kesan bahwa Rye telah memilih jalan yang tepat.

“Terima kasih, Pak,” jawab Rye. "Saya berharap bisa banyak belajar dari Bapak."

Ruangan itu terasa tenang, hanya terdengar detak jam yang menggema. Rye mengalihkan pandangannya sejenak, menatap deretan buku-buku tebal yang berjejer di rak. Setiap sudut ruang itu penuh dengan aroma pengetahuan yang menginspirasi. Ia memikirkan perjalanan yang akan dimulainya, Ph.D. yang diimpikan sejak lama akhirnya berada di depan mata.

Professor Tossy Toso memandang Rye dengan mata yang tajam namun penuh kelembutan. "Saya yakin Anda akan melakukannya dengan baik. Penelitian Anda tentang pengaruh ekosistem bisnis di Indonesia sangat menarik. Pastikan Anda siap bekerja keras."

“Pasti, Pak. Saya sudah menyiapkan diri untuk ini,” jawab Rye tegas. Ia merasakan semangat berkobar di dalam dirinya. Ini adalah awal dari mimpi yang selama ini hanya bisa dibayangkan.

Hari itu, Rye keluar dari kantor Tossy dengan perasaan yang bercampur antara bahagia dan gugup. Udara kampus yang segar menyambutnya, menambah semangat di dalam hatinya. Mahasiswa lain berlalu-lalang, membawa buku dan laptop mereka. Rye melangkah menuju perpustakaan, tempat yang akan menjadi rumah keduanya selama beberapa tahun ke depan.

Setibanya di perpustakaan, Rye segera membuka laptopnya dan mulai menelusuri literatur terkait topik penelitiannya. Ruangan sunyi hanya diisi suara lembut mesin pendingin udara dan bisikan para mahasiswa yang sedang berdiskusi. Cahaya matahari sore menyelinap masuk melalui jendela besar, menerangi tumpukan buku di meja Rye. Semangatnya membuncah seiring dengan tiap halaman jurnal yang dibacanya.

Namun, di balik semua itu, ada sedikit kekhawatiran yang mulai merayap di pikirannya. Ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Bagaimana jika ia tidak bisa mengatasinya? Bagaimana jika ada kesulitan yang tak terduga?

"Aku harus bisa," bisik Rye pada dirinya sendiri. Ia kembali fokus pada layar laptop, mencari referensi-referensi penting yang akan menjadi dasar dari penelitiannya.

Lihat selengkapnya