IBLIS BERTOPENG GURU BESAR

Rizki Ramadhana
Chapter #17

Mencari Solusi Baru

Pagi itu, setelah malam yang penuh dengan kecemasan dan ketidakpastian, Rye akhirnya menyadari bahwa ia tidak bisa lagi hanya menunggu. Ia harus melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah ini. Menyerah bukan pilihan yang ia inginkan, tetapi duduk diam tanpa tindakan juga bukan solusi. Rye merasa sudah waktunya mencoba pendekatan baru—mungkin dengan mencari profesor lain yang bisa membantu sebagai co-promotor.


Sambil menyesap kopi hangat di sudut perpustakaan, Rye membuka laptopnya dan mulai mencari daftar profesor di universitas yang memiliki keahlian di bidang penelitiannya. Pikirannya berputar-putar, mencari nama-nama yang sekiranya bisa menjadi alternatif. Mungkin jika ia menemukan co-promotor yang tepat, situasi ini bisa diperbaiki.


Ia memindai daftar profesor di fakultasnya, membaca latar belakang akademik mereka satu per satu. Beberapa nama tampak menjanjikan, tetapi Rye tahu bahwa prosedur untuk mendapatkan co-promotor tidaklah mudah. Setiap langkah harus melalui persetujuan administratif, dan Tossy, sebagai promotor utama, harus menyetujui permintaan tersebut. Ini berarti, sekali lagi, Rye harus berhadapan dengan birokrasi yang lambat, dan yang lebih buruk lagi, ia masih tergantung pada keputusan Tossy.


"Kenapa semua harus serumit ini?" Rye bergumam, mencoba menahan frustrasinya. Namun, ia tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain melanjutkan usaha ini. Meskipun sulit, ini mungkin satu-satunya cara agar penelitiannya bisa bergerak maju.


Saat sedang sibuk mencari informasi, ponselnya berbunyi. Awan, seperti biasa, mengirimkan pesan untuk menanyakan kabarnya.


"Bro, ada kemajuan?" tanya Awan dalam pesannya.


Rye mengetik balasan singkat. "Belum, tapi gue lagi coba cari co-promotor. Prosedurnya ribet banget, sih, tapi gue harus coba."


Tak lama kemudian, Awan membalas. "Itu langkah yang bagus, Rye. Jangan berhenti sekarang. Mungkin prosesnya lama, tapi kalau lo nggak mulai sekarang, lo bisa makin ketinggalan."


Rye menghela napas panjang. Kata-kata Awan benar. Ia tidak punya banyak pilihan selain terus berusaha, meskipun proses ini terasa berat. Dengan tekad yang baru, Rye mulai menulis email kepada salah satu profesor yang ia anggap potensial untuk menjadi co-promotor.


Subjek: Permohonan Pertemuan dan Diskusi Bimbingan Penelitian

Lihat selengkapnya