Seminggu setelah pertemuan dengan Profesor Andika, Rye merasa ada sedikit perubahan dalam rutinitasnya. Ia mulai mengerjakan ulang bagian-bagian penelitiannya yang sebelumnya terbengkalai, dibantu dengan masukan dan arahan dari profesor yang baru ia temui. Meskipun Tossy masih belum kooperatif, kehadiran Profesor Andika memberi Rye harapan dan semangat baru untuk melanjutkan pekerjaannya.
Pagi itu, Rye duduk di ruang baca perpustakaan kampus. Di depannya, layar laptop menampilkan draf penelitiannya yang mulai bergerak maju. Catatan dari Profesor Andika membantu Rye menemukan arah yang lebih jelas, memberikan panduan yang ia butuhkan selama ini. Setiap kalimat yang ia ketik terasa lebih bermakna—tidak lagi dipenuhi kebingungan seperti sebelumnya.
Saat sedang fokus bekerja, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Profesor Andika: “Rye, bagaimana perkembanganmu? Jangan ragu untuk mengirimkan bagian yang kamu rasa sulit.”
Rye tersenyum kecil. Ini adalah hal yang tidak pernah ia dapatkan dari Tossy—dukungan yang nyata, seseorang yang benar-benar memperhatikan kemajuan penelitiannya. Tanpa ragu, Rye membalas pesan tersebut. “Terima kasih, Pak. Saya baru selesai merevisi beberapa bagian dan akan segera mengirimkan draf terbaru. Arahan Bapak sangat membantu.”
Beberapa menit kemudian, balasan datang: “Baik, kirimkan saja. Kita bisa bahas lebih detail di pertemuan berikutnya.”
Rye merasa semangatnya bangkit kembali. Dengan panduan yang lebih jelas, ia mulai merasakan bahwa ada kemajuan nyata dalam penelitiannya. Bagian-bagian yang sebelumnya terasa kabur kini mulai memiliki struktur yang lebih kuat. Rye menghela napas lega—untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa bahwa pekerjaannya ini mulai menuju arah yang benar.
Pertemuan berikutnya dengan Profesor Andika berjalan lebih produktif. Mereka bertemu di ruang dosen yang tenang, di mana Rye dengan penuh semangat mempresentasikan kemajuan terbarunya. Profesor Andika mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan masukan yang lebih spesifik untuk memperbaiki beberapa bagian yang masih perlu diperjelas.
“Bagian metodologimu sudah cukup solid, Rye,” ujar Profesor Andika sambil menatap draf yang ada di tangannya. “Tapi aku rasa kamu bisa memperdalam bagian diskusi. Di sini, kamu perlu lebih banyak menjelaskan bagaimana hasil penelitianmu berkaitan dengan literatur yang sudah ada. Ini akan memperkuat argumen kamu.”
Rye mengangguk, mencatat dengan cepat di buku catatannya. “Baik, Pak. Saya akan perbaiki bagian itu. Ini memang salah satu bagian yang paling sulit buat saya.”