Malam itu, Rye duduk di kursi kamarnya, memandangi jendela yang memperlihatkan langit malam yang gelap. Kota di bawahnya tetap sibuk seperti biasa, namun di dalam hatinya, Rye merasakan ketenangan yang baru. Semua tekanan dan frustrasi yang ia rasakan selama beberapa bulan terakhir tidak sepenuhnya hilang, tetapi untuk pertama kalinya, ia bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Ia merenung tentang semua yang telah ia lalui. Dari pertemuan awal yang penuh harapan dengan Tossy, hingga kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan bimbingan yang ia butuhkan. Setiap penundaan, setiap janji kosong, dan setiap hari yang terbuang menambah beban dalam perjalanannya. Namun, di tengah semua itu, ada pelajaran yang tidak ia sadari sebelumnya.
“Sukses nggak selalu datang dari jalan yang mulus,” Rye bergumam pada dirinya sendiri. Ia mulai menyadari bahwa perjalanan doktoralnya tidak hanya soal menyelesaikan penelitian, tetapi juga tentang bagaimana ia bertahan dan tumbuh melalui setiap tantangan yang ia hadapi.
Rye mengingat saat-saat ketika ia merasa putus asa, ketika ia hampir menyerah pada impiannya. Ketika ia bertanya-tanya apakah semua yang ia lakukan sia-sia. Namun, sekarang, setelah semua rasa sakit itu, ia mulai melihat kekuatan dalam dirinya yang sebelumnya tersembunyi. Kekuatan yang membuatnya terus berjuang meski jalan di depannya terasa tidak pasti.
Pikirannya melayang pada Profesor Andika, sosok yang tanpa ia sangka-sangka menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Dengan bantuan Profesor Andika, ia mulai menemukan kembali arah dalam penelitiannya. Meskipun Tossy tetap tidak memberikan bimbingan yang jelas, Rye tahu bahwa ia tidak lagi sendirian.
"Kadang, kita harus menerima bahwa jalan yang kita pilih tidak akan selalu seperti yang kita bayangkan," Rye berpikir. "Tapi itu bukan berarti kita gagal. Yang penting adalah bagaimana kita bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang ada."
Setiap kegagalan yang ia alami mengajarkan Rye satu hal: bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu lurus. Ada liku-liku yang harus ia lewati, dan ada saat-saat ketika ia harus bersabar, meski dunia tampak tidak berpihak padanya.
Di tengah merenung, ponselnya berbunyi lagi, dan kali ini sebuah pesan dari Awan.