Kami melepas Ibu di awal pagi yang dingin. CJD tidak mengalahkan Ibu, namun Ibu telah memenangkan perlawanan melawan CJD. Dalam waktu tak lama, penyakit itu memanglah merenggut Ibu. Di bawah rintik hujan, Ibu dimakamkan di samping Bapak. Bunga-bunga mawar putih memenuhi makam Ibu. Itu bunga kesukaan Ibu. Meski sampai di akhir, Ibu tidak meninggalkan menyoal bunga kesukaannya.
Kehilangan Ibu sangat berat. Waktu-waktu awal ditinggalkan Ibu, aku merasakan tertekan saat berada di rumah. Semua isi rumah mengingatkanku kepada Ibu. Setiap kali melihat kamar Ibu, aku merasa sakit hati.
Tujuh hari memperingati kematian Ibu, kami yang mengenalnya melihat kembali video Ibu. Video yang kuambil atas permintaan Ibu sendiri. Di dalam video itu, kami melihat itulah sosok Ibu, itulah sosok Utami Sudarmono. Seseorang yang cukup serius namun hangat, seseorang yang memiliki kegemaran memasak dan menyajikan makanan untuk orang lain.
Rasa kehilangan masih begitu terasa. Rasa rindu juga mulai membuat kami merasa cukup menderita. Namun perlahan kami memahami, semuanya akan berjalan dengan baik karena pasti itulah yang diharapkan Ibu.