Bar di tenga kota begitu riu dengan surah musik dan sorot lampu kelap-kelip menyilaukan kan mata. Ber bagai pasang muda- mudi ber kumpul sekedar mencari hibur malam
Tawa mereka bagitu renyah saat salah seorang dari teman mereka yang sedang mabuk berat mengeluar kan celote tak jelas
Bau alkohol begitu pekat dalam rungan penu sesak itu. Segal macam mainan haram suda di sedia kan oleh sang pemilik bar.
Namun ada satu hal yang sedikit, mencuri perha tian saat seorang gadis kecil di pojok kafe justeru juga turut hadir dalam bar
"Hei kau kemari! " Panggil peria mabuk kepada seorang wanita cantik dengan gemulai sang wanita jalan pelan menuju arah peria yang tenga duduk di sofa sambil bersan dar
Namun langka nya ter cegal, akibat seorang gadis kecil menggam per gelangan tangan nya cukup erat, reflex iya balik arah ke gadis itu
Dengan polos sang gadis bertanya " Tanta apa meliat ibu ku? " Ujar sang gadis pelan
Wanita ber nama diana langsung jongkok lalu senyum kecil terbit " Tentu, " Iya menunjuk salah satu ruangan remang-remang di lorong kafe
Sang gadis meliat kerah lorong dengan cemas namun dengan berani iya berjalan seorang diri meninggal kan diana yang masih menatap nya lekat.
"Kasian sekali nasip gadis malang itu dia harus ter jebak di tempat kotor ini seharus nya kau tak me laku kan ini pada penteri kecil mu bela! " Kelu diana pelan.
"Ibu di mana Laila takut sendiri" Teriak ku kala aku tak men dapati sosok ibu ku dimana pun hampir seluruh pintu ruang di kunci dari dalam, aku sedikit merasah dingin, saat semilir anging pendingin ruang ber hembus menyentu kulit ku yang hanya ber balut baju ping langan pendek.
"Kamu tidak bisa mem bawa anak mu ketempat seperti ini dia hanya meng ganggu aktifitas di sini hampir seluruh pelang gan mengeluh tentang nya lagi pula ini kafe bukan tepat peni tipan anak! "
Bentak seorang peria dengan nada kasar dari ruangan sebela kiri membuat ku ter bawa untuk
mendekat.
Aku tak bisah meliat karna pintu nya juga ter tutup rapat namun, aku tahabis akal. Sebua cela di jendela kaca membuat ku kini bisa meliat sepasang peria dan wanita sedang ber adu argumen
"Jadi apa yang harus aku laku kan sekarang biar bagai mana pun dia Puteri ku! "
Terang wanita terisak iya seakan bim bang antar harus memilih Puteri nya atu peker jaan