Ibuku sayang, Ibuku malang

winda nurdiana
Chapter #3

Kabar baik

Ana sudah persis di depan rumah. Langkahnya pun dipercepat, karena segera ingin memberikan kabar baik bahwa dia sudah diterima bekerja. Ana yakin, ibunya sudah pulang dari pasar. 

Ana mengetuk pintu rumah yang terlihat sepi. Tak berselang lama, Ifah membukakan pintu. 

"Eh, Mbak. Udah pulang?" tanya Ifah sembari masuk ke dalam rumah bersama Ana. 

"Udah, Dek. Ibu mana?" tanya Ana. Biasanya sepulang dari pasar ibunya duduk di sofa dengan televisi. 

"Ibu di kamar, Mbak. Tadi kaki ibu disrempet motor waktu mau pulang ke rumah. Kebetulan, tadi ada tetangga yang lihat ibu, jadi dibawa pulang pakai mobil."

Mendengar ucapan Ifah, Ana langsung bergegas menuju kamar ibunya. 

"Bu, nggak apa-apa?" tanya Ana, memastikan. 

Sarti terlihat sedang memegang kedua kakinya yang lecet. 

Seperti biasa, Sarti menggeleng. "Ibu nggak apa-apa, Nak."

Ana langsung duduk di ranjang tempat tidur sebelah ibunya duduk. "Ibu bohong, ya? Kakinya luka gitu."

Sarti tersenyum sembari memegang tangan Ana. "Ibu nggak apa-apa, Nak."

"Lukanya udah diobatin, Bu?" 

Sarti mengangguk. 

Untuk sementara, Ana belum bisa menceritakan kabar diterimanya bekerja. Ana tidak tega melihat kondisi ibunya yang memperhatinkan. 

***

Paginya, Ana sudah berkesiap bekerja di hari pertamanya. Sebelum beranjak, Ana berpamitan pada ibunya. 

"Bu, Ana berangkat kerja dulu." Ana mencium tangan Sarti. 

Lihat selengkapnya