Blurb
Azka (8) tidak tahu bahwa Ayah sudah menghilangkan 14 orang nyawa dengan bom rakitan yang dibuat sendiri. Azka tidak tahu apa itu teroris. Tapi yang ia tahu, Ayah mengajarinya solat lima waktu, mengaji, dan berbuat baik sama orang.
Azka pindah sekolah karena dikeluarkan oleh pihak sekolah atas protes dari orangtua lain yang tidak senang anak teroris berada di sana. Bisa memberikan pengaruh buruk katanya.
Namun, di sekolah baru Azka, teman-temannya ada yang merundunginya karena ia adalah anak seorang teroris. Di situlah Azka pertama kalinya tahu tentang teroris, ia tidak punya televisi di rumah, jadi tidak tahu apa pun tentang teroris. Azka tidak percaya bahwa Ayah adalah seorang teroris karena sejak dulu Ayah selalu bilang ingin jadi seorang polisi yang bisa melindungi rakyat yang lemah dan membutuhkan. Polisi itu katanya punya tugas mulia.
Azka pun melakukan perjalanan agar bisa kembali bertemu Ayah. Ia mendatangi keluarga korban satu per satu, memohon pada mereka agar memaafkan Ayah. Apa yang ia hadapi selama perjalanan?