Suatu hari bu guru memberi tugas kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan kocokan. Kris satu kelompok dengan Cathy, David, Mary dan Jason.
Bu guru menunjuk Kris menjadi ketua kelompoknya.
Kris sangat terkejut sekaligus senang. Ia tidak pernah menyangka bisa satu kelompok dengan Cathy
'Aku satu kelompok dengan Cathy. Mimpi apa aku semalam?' batin Kris.
Ditengah suka citanya itu tiba-tiba ia merasa sedikit cemas.
'Bagaimana ini? Untuk ngomong dengannya saja aku susah sekali. David, Mary, dan Jason, mereka gampang di atur, tapi Cathy... bagaimana nanti aku mengajaknya diskusi' pikir Kris kalut.
Saat jam istirahat tiba Cathy melihat Kris termenung, tidak seperti biasanya.
'Kenapa dia diam begitu? Seperti ada yang dipikirkannya saja.
Ah... aku ini kenapa? Perduli apa aku ini' batin Cathy.
Saat Cathy berjalan ke arah meja Kris, tatapan Kris tidak berubah juga, seakan kosong.
Cathy mengurungkan niatnya yang mau melambaikan tangan dan memilih duduk pada kursi kosong yang berada di depan meja saja
"kita sekelompok kan?" tanya Cathy yang langsung duduk di kursi yang ada di depan berdekatan dengan meja Kris.
Cathy berharap Kris membuka pembicaraan agar dia tidak melamun lagi.
'Apa kau tau lebih aneh bagiku melihatmu melamun tidak jelas daripada memperhatikanku tanpa henti? Bukan berarti aku senang kelakuannya yang suka memperhatikanku diam-diam. Tapi terasa aneh saja melihatnya seperti ini' batin Cathy yang berusaha menyuarakan isi hati melalui tatapan matanya
"Iya"
Hanya itu kalimat yang bisa keluar dari mulut Kris. Ingin rasanya Kris ngobrol banyak dengannya, tapi itu hanya hayalan Kris semata.
'Kenapa lidah ini tidak bisa sejalan dengan pikiranku?' batin Kris merutuki dirinya sendiri.
"euh..."
Nyatanya hanya gumaman kecil yang mampu Kris ucapkan
'Hanya itu kata yang bisa kau ucapkan padaku. Walaupun aku tau kau jarang ngobrol tapi sepertinya kau tidak seirit ini dalam berbicara.
Aku mendekatimu sekarang ku anggap sebagai balasan waktu itu kau mengajakku berbicara. Ku pikir kau mau berteman denganku? Tapi kenapa sikapmu berkata sebaliknya. Apa kau marah karena waktu itu aku meninggalkanmu begitu saja? Dia sungguh susah di mengerti. Orang yang aneh' pikir Cathy dalam hati.