Ideal White: Eternal Heart

JA Chrysant
Chapter #1

Prolog

Dahulu kala, hiduplah seorang Putri yang begitu cantik jelita. Pesonanya terdengar dari ujung lautan hingga puncak gunung es tertinggi. Tanpa harus mengucap sepatah mantra pun, orang-orang tersihir untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh sang Putri. 

Meskipun dianugerahi kecantikan tiada tara oleh dewa-dewi, Sang Putri tak pernah sombong. Ia selalu bermurah hati dan menolong orang-orang di sekitarnya yang kesusahan. Senyuman sang Putri mampu melelehkan hati paling beku dan sentuhan tangannya menyembuhkan mereka yang buta dan menderita. Kehadirannya selalu dinantikan, bagaikan sang mentari yang terbit di ufuk timur. Julukan itu pun diberikan kepadanya, Sang Putri Mentari.

Namun sayang, kesempurnaan sang Putri Mentari tercoreng oleh adiknya yang buruk rupa. Tidak hanya dalam wajah, namun hatinya pun juga. Tumbuh tanpa cinta dan selalu dihina, sang Adik pun hidup menjadi penyihir yang keji. Iri hati dan dengki akan kecantikan Kakaknya membuat sang Adik tenggelam dalam kegelapan yang dalam. Bagaikan rembulan yang cacat dan ditakuti, Daemon Bulan adalah julukannya.

Tak terima dengan penolakan di hidupnya, Daemon Bulan membunuh sang Putri Mentari dan mengambil rupanya. Tetapi, ia gagal menyembunyikan jejak darah gelap yang menyeruak dari tiap lekuk tubuhnya. Kemarahan massa pun meluap bagai api membara, hingga mereka mengusir Daemon Bulan di daratan salju. Berharap ia mati dengan penuh penderitaan disana.

Namun, bukan kematian yang menjemput sang Daemon Bulan, melainkan dendam yang begitu dalam. Hanya dalam satu malam Sang Daemon Bulan pun kembali, kini dengan wabah mematikan yang mengguncangkan dunia.

Dalam satu bulan, kerajaan paling hebat pun luluhlantak oleh wabah tersebut. Kaya miskin, kuat dan lemah, tiada yang luput dari kemarahan Sang Adik. Massa pun mengamuk dan segera mengarak-arak Daemon Bulan. Hukuman mati pun ditetapkan tanpa melewati pengadilan, nasib sang penyihir jahat kini berada di ujung bilah tajam guillotine. 

Namun saat detik kematiannya semakin dekat, penyihir jahat itu hanya tersenyum sinis dengan taring-taringnya yang menakutkan.

Lihat selengkapnya