Idealism of Love

Marion D'rossi
Chapter #16

Bersatu. Love Knows where to Go Back

CINTA. Apa sebenarnya cinta itu?

Aku tahu, cinta adalah segala hal. Segala yang kulakukan demi seseorang adalah wujud cinta. Setiap pengorbanan, air mata, rasa sakit, tawa, dan debaran rindu yang menggebu saat ini—semua itu adalah cinta. Meskipun cintaku telah pergi, aku percaya bahwa cinta sejati tahu ke mana harus kembali. Ia hanya pergi untuk sementara. Dan aku yakin debaran rindunya telah menyerukan namaku berkali-kali, mungkin ribuan kali, di setiap detik yang berlalu. Aku tahu, saat ia merindu, air mata itu akan menetes untukku. Saat ia mengenang kenangan indah kami, ia tersenyum, tapi dalam hatinya, ada kesedihan yang tak bisa disembunyikan. Itu akan selalu berulang. Ke mana pun ia melangkah, ia akan selalu mengingatku. Ke mana pun ia menoleh, ia akan selalu melihat bayanganku. Sebab, cinta sejati tak akan pernah terpisah oleh apa pun—kecuali kematian itu sendiri.

 

Siang dan malam, bahkan di hari libur, aku menghabiskan waktu untuk menyelesaikan naskah ceritaku. Sebuah kisah yang mengisahkan kebahagiaan dan rasa sakit, yang tertuang dalam sebuah buku. Meski aku tahu, tidak ada yang abadi dalam hidup ini, setidaknya aku ingin setiap orang merasakan apa yang kurasakan—kesedihan dan tangisku, bagaimana aku pernah merasa terpuruk dalam hidup ini, bagaimana aku mengobarkan api semangatku untuk bangkit kembali. Aku ingin setiap orang merasakannya. Dan satu hal yang aku ingin setiap orang ingat: jangan pernah mudah menyerah dalam menggapai impian.

Inilah alasan mengapa aku menulis kisah ini. Inilah alasan mengapa aku rela menghabiskan waktu berharga ini untuk menulis cerita ini. Ini adalah kisah perjalanan hidupku, tentang bagaimana aku berjuang menggapai cinta sejati dan kehidupan yang layak.

 

Setahun telah berlalu sejak aku mulai menulis. Meskipun kisah ini berdasarkan perjalanan hidupku, waktu dan kesibukan lain membuat proses penulisan ini berjalan lambat. Namun kini, akhirnya aku berhasil menyelesaikannya.

Kisah ini berakhir dengan momen bahagia, meskipun kenyataannya ia tak kunjung kembali ke pelukanku. Tapi, aku percaya akhir bahagia dalam buku ini adalah prediksi dari cinta sejati yang mungkin suatu saat akan terwujud. Akankah dia kembali? Akankah kami bisa bersama lagi seperti yang tertulis dalam cerita ini? Atau justru sebaliknya?

Tentu saja, semua membutuhkan waktu. Semua hal memerlukan proses untuk terwujud. Oleh karena itu, aku tak keberatan menunggu lebih lama lagi, jika itu yang dibutuhkan.

 

Suara telepon berdering, mengalihkan pikiranku.

“Halo!” jawabku, sedikit terkejut.

“Halo. Saudara Rian Sastra Wijaya?”

“Iya, saya Rian. Bisa tahu ini siapa?”

“Baik, saya dari penerbit. Beberapa bulan yang lalu, Anda mengajukan naskah berjudul Love Knows Where to Go Back kepada kami, benar?”

“Oh, benar, Pak. Jadi, bagaimana kabar naskah saya?”

Lihat selengkapnya