Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #5

Ibu Mertua yang Baik Hati #5

 Kania duduk di balkon rumahnya menatap hilir mudik jalanan ibu kota.

 

Hari yang sulit sudah dilalui Kania sejak ia dikucilkan di desa . Masih jelas di ingatannya bagaimana ia berjuang melahirkan anak semata wayangnya saat itu, di desa yang serba sulit, ingatan Kania melintas saat mereka masih di kampung.

 

Setelah ia tahu Andre mengkhianati dan menjalin hubungan dengan Winda adik tirinya, Kania sempat putus asa dan gelap mata karena merasa depresi ia ingin bunuh diri. Malam-malam ia berjalan ke danau toba. Tetapi inang Linda seolah-olah punya firasat kalau menantunya akan melakukan hal buruk malam itu, ia tidak mau tidur, ia terus berjaga merakit daun bayun dan menjadikannya jadi tikar.

 

Tidak lama kemudian ia mendengar suara pintu depan dibuka, ia melihat Kania keluar dan wanita tua itu mengikutinya. Dugaannya benar.

Malam itu, Kania hampir saja mengakhiri hidupnya.

 

“Apa yang kamu lakukan,” ucap Wanita itu menarik tangan Kania, menyeretnya dari dalam air.

 

“Aku lebih baik mati saja Inang, aku hanya akan jadi beban nanti buat Inang.”

 

“Tidak ada yang jadi beban, kau dan cucuku dalam perutmu kebahagian untukku,” ujar wanita itu sembari menyeret tangan Kania membawanya pergi.

 

Mesnur wanita yang kurang waras itu melihat mama dan iparnya dalam bahaya, ia memiringkan kepalanya ke kanan kiri lalu berlari ke dalam air menarik tangan inang Lisda dan Kania dari dalam air.

 

“Aku ingin mati saja,” ujar Kania menangis malam itu.

 

“Gak boleh! Kasihan.” Mesnur mengusap perut buncit Kania.

 

“Aku ibu mertuamu Nang, aku peduli dan sayang sama mu, aku berjanji akan melindungimu selamanya,” ujar Inang Lisda.

 

Sejak malam itu, hubungan antara menantu dan ibu mertua dan ipar akhirnya berubah, Kania akhirnya bisa berdamai dengan keadaan dan bisa menerima kehidupan sulit tersebut, keadaan memaksanya menerima semuanya.

 Sebelum melahirkan Kania berusaha membantu perekonomian ibu mertuanya, ia sadar ia tidak bisa bekerja ke ladang. Dengan otaknya yang pintar ia menggunakan kecanggihan teknologi untuk menghasilkan uang.

 

 Kania memulai dari Freelance, hanya menggunakan kuota dan ponsel miliknya ia bisa menghasilkan uang, ia tidak perlu harus keluar dari rumah.

Karena keluar dari rumah saat itu hal yang memalukan baginya, karena ia jadi bahan omongan orang-orang di kampungnya.

 

Berkat bantuan seorang guru SD tetangganya yang bersedia membantunya untuk meminjamkan laptop miliknya, Kania akhirnya mampu menghasilkan gaji pertamanya dari pekerjaannya sebagai freelance.

 

Benar kata orang, jika ada kemauan dan mau berusaha pasti ada jalan, saat ibu mertuanya susah payah mengumpulkan rupiah demi rupiah dengan kerja keras ke ladang orang untuk di gaji. Dengan mudah Kania bisa mengumpulkan uang.

 

Lihat selengkapnya