Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #6

Istri yang Tidak Dianggap #6

Sebulan setelah Kania melahirkan putranya, sebuah surat dikirim ke rumah sang ibu mertua, saat itu Kania sedang duduk berjemur menatap ibu mertua dan iparnya yang sedang bercengkrama dengan bayi laki-laki yang Kania lahirkan.

 Ibu mertuanya menjemur bayi tersebut setelah dimandikan pagi itu.

 

“Oppung jadi semangat saat kau lahir Mang,” ujar ibu mertuanya mengecup pipi baby Jonas .

 

“Au jua …,” ucap Iparnya dengan suara gagu k

 

 Kania tidak pernah mengurus putranya, ia menggendongnya saat memberinya ASI saja, selebihnya ibu mertua dan iparnya yang merawat bayi tampan itu.

 

‘Aku tidak menduga inang mertua akan menerima anakku dengan baik, aku pikir tadi setelah dia tahu kalau dia bukan anak Bang Brayen akan mengacuhkan kami, ternyata inang sangat sayang.

Terimakasih Tuhan’ ucap Kania dalam hati.

 

Saat sedang duduk di halaman pagi itu, anak laki-laki mengantar surat dalam amplop.

 

“Oppung adong surat tu oppung”

 

(Oppung ada surat untuk oppung)

 

“Sian ise? So adong famili nami puang”

(Dari mana? Tidak ada keluarga kami)

 

“Dang huboto Pung Jahama.”

(Gak tau Pung, bacalah)

 

“Bah … idia ma boi matakkon manjaha”

(Wah … gak bisa lagi mataku ini, membaca) ujar Inang Lisda.

 

“Sini Dek aku baca.”

 

“Ah … biar kakak cantik ini saja yang baca Pung.”

 

“Ah … gak sopan kau, bukan kakak itu, nantulang itu dia istri tulang Brayen.”

 

“Oh … maaf Pung, cantik kali soalnya.”

 

“Ah , nanima tu san, gelleng dope ho nungga mangittali ho.”

(Ah … pergilah sana, masih kecil sudah genit kau!”

 

Anak lelaki yang memakai seragam putih merah itu terkekeh dan meninggalkan Kania dan ibu mertuanya.

 

“Bacalah dulu Nang, apa isinya.”

 

“Ini untukku inang, dari bang Brayen,” ujar Kania dengan wajah lemah.

 

“Mau bilang apa dia rupanya?”

 

“Dia minta aku menandatangani surat pisah Inang, aku tidak mau, Kaliannya keluargaku, kalau dia mau menikah lagi aku tidak terserah.”

 

“Kalau kamu sudah memilihku jadi ibu mertuamu, aku juga akan mempertahankanmu dengan cucuku, biarkan si Brayen melakukan kemauannya,” ujar ibu mertuanya ia membela Kania dari pada anaknya.

 

Di sisi lain.

Lihat selengkapnya