Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #9

Suami Minta Cerai #9

Saat pagi tiba, seperti biasa Kania berangkat ke kantor lebih pagi. Untungnya Kania memilih rumah di perumahan yang elit agar ia punya privasi, tidak ada cerita tetangga yang menggosip dan ingin tahu setiap ia keluar dari rumah.

 Belajar dari pengalaman saat di kampung, dimana kehidupan pribadi dan keluarganya selalu jadi bahan gosip para tetangga yang julid.

 

Saat Kania berangkat bekerja, Kania bilang sama ibu mertuanya kalau ia kerja di kantor, ibu mertuanya tidak tahu kalau Kania bekerja sebagai OB. Tiba perusahaanya di PT . Jonas Karya, dari sana ia akan memakai kostum OB.

 

Setelah tiba sangat pagi di perusahaan keluarganya, tugasnya mengecek beberapa titik cctv di lorong menuju ruangan ayahnya. Kamera kecil di pakaiannya merekam semua isi ruangan tersebut, setelah melakukan semuanya. Kania berjalan ke belakang kantor dan mengeluarkan ponselnya.

 

“Jonas, apa kamu bisa melihat apa yang mama kirim?” tanya Kania, ia menelepon Putra yang saat itu ada di rumah.

 

“Aku mau coba ma, kalau dikendalikan lewat komputer harusnya bisa ,” jawab Jonas.

 

“Baiklah, coba kerjakan dulu ya Bang,” bujuk Kania, sebagai seorang anak terkadang Jonas ingin bermain layaknya anak-anak. Kania juga tidak terlalu mengekang, ia memberinya waktu untuk bermain, namun, ia membatasi.

 

“Baik Ma, tapi nanti pulang kerja mama beli ayam goreng tepung ya, bou sama oppung suka makan itu.”

 

“Baiklah, kalau mama pulangnya malam minta mba Rati yang beli ada di luar komplek , jangan tungguin mama makan, bilang saja oppung untuk makan duluan,” ujar Kania.

 

“Baik Ma,” balas bocah laki-laki itu dengan patuh, ia anak kebanggaan untuk Kania, selain pintar, dia juga sangat patuh dan pengertian sama mamanya.

 

Sebelum memboyong ibu mertua dan ipar serta anaknya ke Jakarta, sebelumnya Kania sudah duluan datang ke Jakarta beberapa tahun yang lalu, dengan uang yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun bekerja, ia membangun perusahaan Jonas Karya , membangun perusahaan itu dari nol.

 

Kania juga sudah membeli sebuah perumahan dengan cara nyicil, walau membeli dengan cara mencicil tapi rumah yang ia beli lumayan mewah.

 

*

 

Saat Kania membersihkan lantai dua, ia sempat terdiam sejenak karena ia melihat seseorang yang ia kenal dari masa lalu. Jonathan Alexander Situmorang sedang mengobrol dengan Brayen.

 

‘Mudah-mudahan Bang Jonathan tidak mengenalku’ ucap Kania dalam hati.

 

Ia takut ketahuan, ia ingin bergegas meninggalkan tempat tersebut.

 

“Mbak, Salsa!” Panggil Brayen.

 

‘Aduh ada apa ya ….” Kania membalikkan tubuhnya menatap ke dua lelaki tersebut.

 

“Ya Pak.”

 

“Tolong buatkan kopi dua ya, satu kopi hitam dan satu kopi susu untuk Pak Jonathan,” ujar Brayen.

 

‘A … syukur hanya diminta bikin kopi’ Kania membatin, sembari bernafas legah.

 

Lihat selengkapnya