Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #11

Kamu Masih Istriku #11

Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga, hari ini, Ibas rekan kerja Kania tidak masuk karena, ia dapat giliran libur, tinggal ia dan Rita yang akan bertugas.

 

“Aku berharap aku bisa melakukannya hari ini, aku tidak ingin lama-lama di tempat ini,” ucap Kania pelan, ia sudah siap-siap dengan peralatan tempur di tangannya ada kemoceng, kain lap dan semprotan kaca.

 

“Mbak Salsa, kamu saja ya yang bersihkan ruangan bos,” ujar Rita.

 

“Baik Mba.”

 

“Oh, satu hal lagi, saat kamu ke ruangan Bu Rosa jangan sampai barang -barang miliknya berpindah tempat ya.” Rita mengingatkan.

 

“Berpindah tempat bagaimana Mbak, aku jadi takut?”

 

“Maksudku … begini, kalau misalkan pajangannya di sudut meja, biarkan tetap di sana jangan dipindahkan jadi ke sebelah kanan, makannya sebelum membersihkan sebaiknya pelajari dulu sebentar.”

 

“Baik Mbak.”

 

Kania berjalan menuju lift, saat ia masuk tiba-tiba Andre dan Winda juga datang.

 

Wanita bertubuh ramping itu menatap tajam ke arah Kania.

 

“Lu gak bisa nunggu ntar dulu ya?”

 

“Saya bisa Bu,” ujar gugup.

 

“Kalau lu bisa harusnya lu tunggu bos dulu baru lu naik lift berikutnya dong.”

 

“Oh, maaf mbak saya akan turun.”

 

“Kamu apaan sih Win, dia hanya ingin bekerja,” pungkas Andre.

 

“Harusnya dia tau diri donk, kalau ada bos gitu harusnya dia mengangguk atau memberi hormat gitu, masa hanya melotot begitu gak ada hormatnya sama sekali.”

 

‘Gila hormat ini orang, awas saja kamu nanti’ Kania memaki adik tirinya dalam hati.

 

“Maaf Bu, saya salah,” ujar Kania menyamarkan suaranya.

 

“Sudah biarkan saja, dia juga bagian dari kantor ini,” ujar Andre.

 

“Biarkan dia keluar sayang, dia bau, dia pasti korek-korek sampah,” ujarnya menatap sinis ke arah Kania.

 

“Kamu keterlaluan Win,” ujar Andre menggeleng.

 

Winda semakin lengket dengan Andre, kemanapun lelaki itu pergi, winda akan selalu ikut, jika pasangan hasil menikung orang lain, suatu saat ia juga akan ditikung juga. Itulah yang ditakutkan Winda, ia merebut Andre dari Kania dengan cara yang licik, kini, ia juga dihantui dengan kehadiran wanita lain di rumah tangga mereka.

 

Tidak ingin cari masalah, Kania mengalah.

 

“Baiklah saya turun di sini saja,” ujar Kania.

 

Karena tinggal satu langkah lagi, Kania memilih naik tangga darurat menuju ruangan direktur.

 

Kania menyalakan alat komunikasi yang disembunyikan dalam kupingnya.

 

“Jonas! Apa kamu mendengar mama?”

 

“Ya Ma, aku dengar.”

 

“Nanti matikan cctv di ruangan itu saat mama masuk.”

 

“Ya Ma.”

Lihat selengkapnya