Jonas anak yang bermental kuat, saat ia minta sang mama untuk bertemu dengan kakek dan bapaknya untuk pertama kalinya, ia mau.
Seperti yang direncanakan kalau Jonas akan datang ke kantor, ia datang memenuhi panggilan pemilik perusahaan.
“Apa kamu sudah siap?” tanya Kania menatap serius wajah putranya, ia membenarkan posisi kacamata Jonas.
“Apa mama tidak ikut?”
“Tidak, mama akan mengawasimu dari kantor kita. Kamu akan pergi dengan om William … ingat. Jangan menyinggung tentang mama. Jangan lupa di sana, ada papaku dan papaku.”
“Oppung doli?”
“Ya oppung doli, walau mereka keluarga kita, tapi belum saatnya menunjukkan diri kita.”
“Baik Ma.”
“Nanti mama akan mendengar mengawasi kalian dan mendengar, bahkan melihat apa yang kamu lakukan lewat kamera cctv kantor mereka.”
“Baik Ma.”
Setelah pamit pada nenek dan bibinya, mereka bertiga berangkat, dalam mobil William Kania memberi arahan pada William dan Jonas, agar jangan melakukan kesalahan, ia memperingatkan mereka kalau ayahnya dan Brayen lelaki yang pintar.
Akhirnya mereka tiba di kantor.
“Apa kamu takut?” tanya William sebelum mereka masuk.
“Gak, biasa saja,” jawab anak tampan itu dengan santai.
“Ok, aku mau ingatkan kamu itu yang pakai kemeja biru yang baru turun dari mobil, adalah …_”
“Papah,” potong Jonas.
‘Bocah ini memanggil Brayen dengan sebutan bapak’ William bermonolog dalam hati, mereka berdua masih duduk di salah satu kursi di depan kantor. Saat mau masuk mereka berdua dihentikan satpam kantor.
“Mau bertemu dengan siapa?”
“Pak Sudung, Pak.”
“Sudah ada janji?”
“Kami berdua pekerja lepas yang bekerja di perusahaan ini.”
“Tunggu sebentar.”
Sebelum mereka masuk, lelaki yang memakai seragam putih biru itu menelepon ke kantor, tidak berapa lama Brayen turun. Melihat Brayen datang William sangat gugup, berbeda hal dengan bocah lelaki itu, menatap Brayen dengan raut wajah serius. Ini pertama kalinya Jonas bertemu dengannya, selama ini Kania baik oppungnya hanya memberikan foto untuknya.
“Jonas, jangan melihat seperti itu nanti dia curiga,” ujar Kania melalui alat komunikasi di kuping Jonas dan William. Wanita cantik itu juga bisa melihat mereka melalui cctv di gedung.
Mendengar peringatan mamanya, Jonas menundukkan kepala, terlihat jelas kalau Jonas sangat penasaran dengan sosok lelaki yang menjadi bapaknya tersebut.
“Siapa diantara kalian yang bernama Fernando?”
“Saya Pak.”
“Yang bekerja untuk kantor ini, maksudnya yang tadi malam saya email?”