Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #27

Keluarga Menolak Keinginan Brayen #27

Keluarga Menolak Keinginan Brayen.

Saat Kekasih Brayen meninggalkan rumah,ia masih berdiri di luar, ia bolak balik menelepon Kania.  Kania  juga seolah-olah memancing Brayen untuk kesal, Ia menelepon lagi.

 

“Apa lagi sih Bang Brayen”

 

“Kamu orang lagi ngomong , kamu matikan telepon”

 

“Bang, aku baru bangun loh uda di marah-marahin aku mandi dulu, habis itu mau serapan, apa abang tau, inang mertuaku masak napinadar hari ini”

 

“Terserah,  gak peduli kalian mau masak apa, aku peduli dengan hidupku yang kau kacaukan hari ini”

 

“Memang kami melakukan apa? Aku dan mamaku. Mamaku ya … bukan mamamu lagi. Kau kan tidak peduli sama inang, jadi aku ambil alih, aku sekarang yang jadi anaknya. Kau dipecat saja jadi anak,” ujar Kania.

 

“Kau makin berani ya sekarang ngomong, dulu, kamu itu tidak banyak bicara sekarang kamu makin lancang.”

 

“Mamaku yang ajarin .”

 

“Terserah...! mau mamapun itu, mau jadi nenek aku tidak perduli, aku ingin kamu datang sekarang sama mama ke sini,” ujar Brayen.

 

“Bukan mamamu  aku bilang … tapi mamaku,” balas Kania.

 

Kania benar-benar memancing amarah Brayen pagi itu,  lelaki itu menarik napas panjang pundaknya bergerak naik turun karena Kania mengerjainya.

 

“Baiklah Dhita Kania boru Sitanggang, terserah kamu, aku-”

 

“Iiih abang ... tumben abang panggil namaku dengan lengkap, aku jadi tersanjung loh, aku saja sudah lupa nama panjang ku, kok … Abang ingat sih  … ih Pipi … Mimi jadi malu deh,” potong Kania dengan suara manja, ia benar-benar ingin mengerjai Brayen.

 

“Aduh leherku.”

 

Brayen memegang batang lehernya, saat ia mendengar pipi dan mimi,  ia langsung ingat artis Anang dan Krisdayanti.

 

“Aaa … lappet! Kau mau bikin aku stres ya, pipi, pipi, gak usah ngomong pipi”

 

“Lalu panggil apa donk …? Oh 'yeobo' biar kayak Korea. Yeobo!”

 

"Astaga, ini salah makan obat. Kau benar-benar bikin aku kesal. Katakan dimana alamat rumahmu Kania, biar aku datang ke sana, biar aku cekik kau sekalian!” teriak Brayen masih memegang batang leher.

 

“Ih … kamu main cekik aja, nanti mamaku kehilangan menantu kesayangannya, aku tidak mau mamaku sedih”

 

“Kamu  sengaja menghancurkanku, kamu ingin balas dendam ya, baiklah katakan apa maumu”

 

“Abang bertanya apa mauku … ! Kok tumben, ih abang perhatian bangat,” ujar Kania suaranya di buat heboh seolah-olah kegirangan.

Lihat selengkapnya