Kania berjalan menuju parkiran, ia ingin pulang ke rumah, karena hari ini Kania sudah janji akan datang ke sekolah Jonas, saat berjalan, ia bertemu dengan Pak Sudung dan Brayen, Rosa. Melihat wanita itu bersama bapaknya ia merasa perutnya mendadak mules.
‘Kenapa bertemu wanita ini di sini’
Kania, berjalan melewati Pak Sudung, Rosa , Brayen baginya mereka bukanlah keluarga melainkan rekan kerja.
“Apa kamu tidak akan menyapa daddy Kania?” tanya lelaki itu menatap putrinya.
Kania membalikkan badan dan menundukkan kepala dan menyapa Sudung.
“Selamat pagi Pak.”
Lalu ia masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan kantor, saat di tengah jalan Brayen menelepon lagi.
“Ada apa?”
“Aku ingin mengatakan hal yang sangat penting, kita bicara di cafe sebrang kantor.”
“Baiklah”
Kania mengarahkan mobil berwarna putih itu ke arah restoran cepat saji di samping cafe, ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Brayen.
“Aku di restoran samping cafe.”
“Baiklah, aku datang ke sana”
Kania pesan kentang goreng dan minuman dingin untuk menemaninya duduk, tidak berapa lama Brayen juga datang wajahnya tidak bersahabat.
Ia duduk dan menatap Kania dengan sinis.
“Ada apa?”
“Apa kamu harus mengatakan itu dalam rapat?”
“Ya, karena aku tidak ingin mendapatkan karyawan yang tidak kompeten dalam perusahaan,” ujar Kania.
“Dhita Kania boru Situmorang, Lonax sudah berdiri puluhan tahun, tumbang berdirii sudah hal biasa dan mengalami banyak goncangan bisnis. Lalu hal yang apa harus dibahas dalam rapat besar?”
“Ya”
“Kania, kamu baru terjun bekerja, jadi belum paham sistem dan aturannya seperti apa, bukan hal itu lagi yang dibahas saat di ruang rapat,” ujar Brayen, sepertinya lelaki itu ikut terkena dampaknya saat Kania membongkar kelakuan semua pegawainya.
‘Aku bukan baru bekerja di bidang ini, aku juga punya perusahaan kali’
“Apa yang aku lakukan itu menurutmu salah?”tanya Kania.
“Tentu salah Kania, itu harusnya tentang pengeluaran perbelanjaan di rapat bulanan para karyawan, rapat itu ada tiga macam Kania, rapat sesama team kerja, rapat laporan tiap bulan dan yang tadi rapat besar”
“Jadi menurutmu apa aku salah membuka kartu kelakuan para pegawai Lonax?”