Sebelum makan Rosa dan Winda, terkejut saat Brayen ikut datang bersama Kania, mereka tidak tahu kalau lelaki yang menjadi suami Kania adalah Brayen.
“Mi, Pak Brayen mau ngapain ikut ke sini”
“Mami gak tau, dia hanya bilang Kania mau datang ke rumah dia gak bilang kalau ikut si Brayen,” ujar Ibu tiri Kania.
“Apa dia akan menceritakan semuanya?”
“Sttt … Mami tidak tau, ingat ya, kamu harus jaga sikap, kamu harus bisa bersikap pura-pura senang.”
“Ih, ogah bangat, pura-pra suka,” tolak Winda.
“Kamu mau diusir dari rumah ini? Kita akan memikirkan cara lagi untuk mengusir dia dari rumah ini. Jadi jaga sikapmu.” ujar Rosa mengingatkan dengan keras.
Susana sangat canggung, Kania terlihat seperti orang asing di rumahnya sendiri. Di meja makan hanya suara sendok yang terdengar. Jonas menatap wajah mamanya dan beralih pada kakek. Anak kecil itu tau kalau hubungan mama dan kakeknya tidak baik.
“Bagaimana sekolahnya, sudah kelas berapa sekarang?” tanya Sudung memecah keheningan di meja makan tersebut.
“Aku kelas lima oppung.”
“Bagaimana disekolah, pintar?”
“Ya pintar, aku juara satu, tapi sekarang selalu terlambat, karena mama sibuk.”
“Bilang sama mama dan bapa, biar kalian pindah ke sini, biar oppung antar kamu ke sekolah,” ujar Sudung.
“Pa, kita pindah ke sini ?” tanya Jonas melirik Brayen.
‘Papa ….? ‘ Rosa menatap Winda.
“Tanya Mama saja Bang,” ujar Brayen.
“Nanti kita akan pikirkan lagi, habiskan makanannya,”tutur Kania.
Setelah makan, mereka duduk di ruang tamu.
“ Daddy senang karena kamu dan anak dan suami akhirnya datang ke rumah ini, sebenarnya sudah lama aku ingin kalian datang ke sini,” ucap Sudung.
“Suami?” Kedua alis Rosa mengungkit mendengar suaminya menyebut Brayen suami Kania.
“Ya, Brayen suami Kania dan ini anak mereka.”
“APA?” Ibu dan anak itu sangat terkejut.
Saat lagi duduk mengobrol Andre juga datang bersama orang tuanya.
“Kania? Kapan datang ?”
Kania menjawab dengan malas, “Baru”
“Mari, silahkan duduk.” Sudung mempersilahkan tamunya untuk duduk.
“Maaf pak Kalau kami datang mengganggu acara Bapak,” ujar mami Andre basah masih.