Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #46

Mendapat Vitamin C dari Istri #46

Setelah pulang dari rumah orang tua Kania,  wanita berparas cantik itu, meminta Brayen menghentikan mobil.

 

“Berhenti di sini”

 

“Ada apa?” Brayen mengangkat kedua alisnya, ia melirik Jonas,  anak itu sudah tertidur.

 

“Abang rapikan dulu pakaianmu.”

 

“Untuk apa?”

 

“Inang pasti  melihat kamu nanti, aku tidak mau dia melihatmu berantakan seperti ini.”

 

Kania mengeluarkan  bag makeup dari tas lalu memilih foundation dan bedak.

 

“Untuk apa itu ?” tanya Brayen masih memperlihatkan ekspresi bingung.

 

“Aku menyamarkan luka memar di kening mu sama di pipi.”

 

Kania mengarahkan wajahnya mengolesi bedak di wajah Brayen, Kania tidak sadar kalau Brayen langsung terdiam dan tubuhnya menegang saat Kania menyentuh wajah Brayen, bahkan Brayen sampai menahan napas karena tegang.

 

“Nanti, kalau mama, menyadari bilang saja bibirnya terbentur pintu,” ujar Kania menyentuh bibir Brayen yang terluka, Brayen hanya diam bagai patung, menatap wajah Kania yang tepat di depan mata, bahkan Brayen bisa merasakan hembusan hangat dari hidung istrinya. Jantungnya berdetak bagai gendang.

 

“Kok abang diam?” Kania memundurkan kepalanya dan menatap wajah Brayen yang tiba-tiba seperti patung.

 

“Kamu membuatku tegang Kania,” ujarnya dengan suara parau.

 

“Tegang kenapa, emangnya aku ngapain, masa hanya disentuh seperti ini langsung tegang,” ujar Kania, melanjutkan mengoleskan bedak  ke luka Brayen, tanpa terduga Brayen memajukan tubuhnya dan mendaratkan bibirnya tepat di bibir Kania, wanita cantik itu,  awalnya menolak, ia memundurkan tubuhnya dari depan Brayen, dengan senyuman nakal Brayen seolah - Olah tidak ingin kehilangan kesempatan.  Menahan kepala Kania dengan tangan dan menikmati  bibir berwarna merah itu dengan lembut.

 

“Apa yang kamu lakukan?” Kania mendorong dada Brayen.

 

“Apa yang salah, itu salah satu cara untuk mengobati  rasa sakit di bibirku,” tutur Brayen pura- pura menggigit  bibir bawah yang terluka tadi.

 

“Bagaimana mungkin dengan melakukan hal itu bisa sembuh, alasan saja, awas”

 

“Kania diamlah, tutup matamu dan nikmati sebentar,” ujar Brayen kembali melanjutkan aksi nakalnya mengecup bibir istrinya semakin dalam.

 

“Bang … sudah. Nanti ada orang lewat

 

“Apa salahnya, aku kan mencium istriku,” ujar Brayen membela diri.

 

Uhum!

 

Mendengar batuk peringatan itu, mereka berdua langsung  melepaskan diri, Jonas sudah melipat tangan dan menonton kelakuan  orang tuanya.

 

"Astaga Bang, aku sudah bilang." Kania menggertakkan giginya.

 

“Bapa sama mama lagi ngapain?” tanya Jonas memutar bola matanya.

 

“A-a itu anu, mama mengobati luka Papah pakai ini, iya kan Bang”

 

Bug …!

 

“Auuuh”

Lihat selengkapnya