Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #50

Kania Mengalami Gangguan Kecemasan #50

Satu malam Kania tidak bisa sedikitpun memejamkan mata, ia menjadi orang yang sangat parno, saat ada suara jatuh atau suara motor bising ia akan kaget juga.

 

Saat pagi tiba, ia bangun dengan kepala terasa sangat berat karena kurang tidur.

 

Masuk ke kamar mandi, baru juga ia melepaskan pakaian bersiap untuk mandi, suara barang jatuh dari dapur membuat melakukan hal bodoh , Kania bertindak spontan, melilitkan handuk di dada dan berlari turun membawa penyikat kloset sebagai alat pemukul.

 

Kania berlari ke dapur.

 

“Mana , mana maling?”

 

Toeeeng …. krik … krik …

 

Semua orang lagi duduk di meja makan, menoleh ke arah Kania yang datang pakai handuk, menenteng sikat kamar mandi, Nur tertawa cekikikan melihat Kania .

 

"Ea mau gak pakai aju"

 

(Eda malu gak pakai baju, "ujar Nur tertawa.

 

“Mama mau ngapain …?” Mulut Jonas menganga dengan mata menatap bingung kelakuan sang mama.

 

“Tadi mama dengar suara jatuh, mama pikir ada maling lagi”

 

" Maaf Bu kucing naik ke atas lemari, jatuhin barang,"jawab Rati.

 

“Ini sudah pagi Ma, tidak ada maling jam segini”

 

Brayen tertawa melihat  sang istri menentang sikap kloset, matanya menyelidiki, tubuh Kania menatap kaki putih mulus dan berakhir di dada “sana lanjutkan lagi mandinya,  baru serapan,” ujar Bu Lisda.

 

“Ya Ma”

 

Kania kembali ke kamarnya dan  menyelesaikan mandi pagi, turun ke bawah, sementara Jonas sudah rapi siap berangkat ke sekolah.

 

“Biar Mama yang antar ke sekolah”

 

“Kan, ada mobil jemputan Ma”

 

“Tidak, mulai saat ini mama yang akan antar sama jemput kamu”

 

Jonas hanya diam, ia mencoba menyelidiki hal yang aneh dari mamanya, karena biasanya Jonas dijemput dan diantar pakai mobil sekolah.

 

“Mama sakit? Wajah mama pucat”

 

“Mama hanya kurang tidur saja, ayo,” ucapnya tergesa-gesa.

 

Melihat Kania yang ketakutan seperti itu, Brayen   menghampiri Kania.

 

 

“Tenanglah Nia, jangan bikin dia jadi bingung seperti itu”

 

“Aku tidak tenang, aku melihatnya selamat sampai di sekolah, tapi bagaimana kalau orang jahat itu membawanya dari sekolah. Astaga.” Ia  menutup wajah pakai tangan.

 

“Ayo kita antar dia ke sekolah, "ucap Brayen

 

“Kamu ikut, tapi kamu kan ada rapat pagi ini di kantor?”

 

“Ya, melihatmu bertingkah aneh mulai tapi pagi, kami semua jadi khawatir denganmu”

 

“Jujur, aku takut”

 

Lihat selengkapnya