Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #53

Kemarahan Seorang Ibu #53

Brayen, Kania , Jonas  masih di rumah sakit, bersiap hendak pulang, tidak lama kemudian   pintu kamar terbuka Jonathan datang bersama  Beny.

 

“Apa kalian ingin pulang?”

 

“Ya pak, mama di rumah sangat khawatir,” jawab Brayen, lelaki bertubuh tinggi itu menarik napas panjang beberapa kali,  saat melihat  kertas di yang dipegang.

 

‘ Apa mereka sudah menemukan pelakunya?’ Brayen menatap Kania, ia takut apa yang dilihat itu benar,  saat melihat kaca spion sebelum kejadian,  sempat melihat samar-samar pelakunya, wanita yang mirip winda.

 

Beny mengajak mereka keluar dari kamar agar Jonas tidak mendengar pembicaraan mereka.

 

“Jadi,  kami sudah mendapatkan plat mobil  yang ingin menabrak Pak Brayen”

 

Beny menyodorkan gambar belakang mobil pada Beny dan foto samar-samar pengendara mobil tersebut, kedua alis Brayen menyengit .

 

“Apa lae mengenalnya?”Tanya Jonathan

 

Brayen menatap Kania, melihat ekspresi Brayen Kania penasaran,  mengambil gambar itu dari tangan sang suami, ekspresinya tidak kalah kaget dari Brayen.

 

“Ini kan mobil Winda, apa dia yang melakukannya?”

 

“Kecilkan suaramu Nia, nanti Jon dengar ,” bisik Brayen.

 

“Ya, wanita itu yang melakukannya, kami melihat cctv dari rumahmu hari itu, awalnya dia mengikuti suaminya sampai ke sekolah”

 

“Sekolah?” Kania  bertambah bingung.

 

“Nia, tadi sebenarnya Andre datang ke sekolah, tapi aku mengabaikannya, tidak mau Jonas melihat keributan.

 

“Kurang ajar tapi.  Kenapa tidak bilang!

 

“Tadinya aku ingin bilang saat di rumah, saat itu kan ada Jon di mobil”

 

Kania terdiam, semuanya akhirnya  jelas, orang yang ingin mencelakai anaknya  adalah Winda, tidak ingin suaminya kembali pada Kania, akhirnya ia melakukan tindakan nekat, Jika hati tersakiti rencana jahat pun bisa terjadi, seperti yang dilakukan Winda.

 

‘Aku akan menghajarmu wanita sialan’ ucap Kania dalam hati, ia sangat marah, walau ia diam di depan mereka semua, tetapi tangannya beberapa kali  dikepal kuat menahan kemarahan, dan Brayen menyadari  Kania sudah diambang batas kemarahan.

 

“Wanita kurang itu yang melakukannya,” ucap Jonathan ikut terbawa emosi.

 

“Kami juga sudah menangkap kedua orang yang melukai Pak Brayen malam itu, jadi pengakuan mereka berdua Winda membayar mereka awalnya untuk meneror keluargamu,” ujar Beny,  Kania semakin ingin meledak mendengar itu.

 

“Ito, bawa mobil gak?” tanya Kania menatap Jonathan.

 

“Bawa buat apa?”

 

“Tolong antarkan Jonas sama Bang Brayen ya “

 

“Eh … kamu mau kemana?” Mereka bertiga panik.

 

“Aku ada keperluan sebentar tentang pekerjaan.” Kania menyambar tas, tapi Brayen mengejar.

 

“Nia, apa yang ingin kamu lakukan?” Brayen menahan tangan Kania, ia tahu kalau wanita cantik itu akan melakukan sesuatu.

 

Lihat selengkapnya